Fungsi
Ventilasi Tambang
1.
Ventilasi tambang berfungsi untuk :
a. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untukkeperluan menyediakan udara segar
(oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam
tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambangyang
memerlukan oksigen.
b. Melarutkan dan membawa keluar
dari tambang segala pengotoran dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga
tercapai keadaan kandungan gas dalam
udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
c. Menyingkirkan debu yang
berada dalam aliran ventilasi tambang bawahtanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
d. Mengatur panas dan kelembaban
udara ventilasi tambang bawah tanahsehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang
nyaman.
2.Prinsip
Ventilasi Tambang
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang
bawah tanah,berlaku
hukum alam bahwa;
a. Udara akan
mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas.
b. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur- jalur ventilasi yangmemberikan tahanan yang lebih kecil
dibandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar.
c. Hukum-hukum mekanika fluida
akan selalu diikuti dalam perhitungan dalamventilasi tambang.
3.Lingkup Bahasan
Ventilasi Tambang
Dalam membahas ventilasi tambang akan tercakup tiga hal
yang salingberhubungan,
yaitu;
a.
Pengaturan./Pengendalian kualitas udara tambang. Dalam
hal ini akandibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh
parapekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara
(Qualitycontrol).
b.
Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar
yang diperlukanoleh
pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan dibahas perhitunganuntuk jumlah aliran udara yang diperlukan dalam
ventilasi dan pengaturan jaringan ventilasi tambang sampai
perhitungan kapasitas dari kipas angin.
c.
Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat
diperolehlingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai
penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri(psychrometry).
Dalam membahas pengaturan ventilasi
tambang yang bersifat mekanis perlu juga dipahami masalah yang berhubungan
dengan kemungkinan adanya aliran udara akibat ventilasi alami, yaitu antara aliran
udara sebagai akibatperbedaan
temperatur yang timbul secara alami.
Auxiliary
Ventilation Systems: Sistem Ventilasi Bantu di Tambang Bawah Tanah untuk Bukaan
Buntu.
Auxiliary ventilation (ventilasi bantu)
mengacu pada sistem ventilasi yang digunakan untuk memasok udara ke permuka kerja
(working face).
Permuka
kerja adalah bukaan yang dibuat sebagai bagian pengembangan terowongan. Permuka
kerja belum terhubung dengan terowongan lain sehingga hanya berbentuk serupa
bukaan buntu (blind heading).
Ventilasi
bantu mesti dirancang secara mandiri dari sistem ventilasi utama sehingga tidak
akan mempengaruhi aliran udara keseluruhan di tambang bawah tanah.
Ventilasi
bantu mempunyai peran penting untuk menjamin sirkulasi udara di bukaan buntu. Dengan berbagai
alat berat diesel yang beroperasi di permuka kerja, akan meningkat pula emisi
gas buang, panas, dan partikel-partikel diesel ke udara. Pasokan udara oleh
ventilasi bantu harus mampu melarutkan semua emisi tersebut sekaligus menyuplai
oksigen yang cukup buat pekerja.
Forcing, exhausting, and overlap systems
Gambar
1 dan 2 merupakan ilustrasi dari dua jenis sistem ventilasi bantu: forcing
(hembus) dan exhausting (hisap). Jenis mana yang akan dipilih tergantung pada
jumlah polutan, debu, gas, dan tingkat panas di permuka kerja.
Gbr. 1 Forcing Systems
Sistem
hembus (forcing system) akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke
permuka kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih
besar dibanding udara di atmosfir. Karena bertekanan positif, maka dapat
digunakan flexible duct (pipa/saluran ventilasi fleksibel). Pipa/saluran ventilasi
ini menghubungkan fan (kipas) dengan permuka kerja sebagaimana terlihat pada
gambar.
Kelemahan
terbesar sistem hembus, seluruh permuka kerja akan teraliri dengan udara kotor
seperti ditunjukkan dengan tanda panah berwarna merah (panah biru menunjukkan
aliran udara bersih). Disebut udara kotor karena semua gas dan emisi lain di
sepanjang bukaan telah terlarut dalam aliran udara ini.
Gbr. 2 Exhausting Systems
Untuk
kondisi dimana debu menjadi perhatian utama, exhausting system (system hisap)
akan lebih disukai. Dengan sistem ini, udara kotor tidak lagi mengalir di
sepanjang bukaan, melainkan terhisap masuk ke duct (pipa/saluran ventilasi).
Berkebalikan
dengan sistem hembus, sistem hisap akan memberikan aliran udara negatif. Itu
sebab, dibutuhkan pipa/saluran ventilasi dari bahan yang rigid. Pipa/saluran
ventilasi fleksibel tidak dapat digunakan karena akan kempot ketika dihisap
oleh fan (lihat arah tanda panah).
Gbr. 3 Overlap Systems
Dari
ulasan sebelumnya jelas terlihat bahwa tiap sistem punya kelebihan sekaligus
kekurangan masing-masing. Berdasarkan hal ini, dikembangkan sistem ketiga yang
merupakan gabungan sistem hembus dan hisap.
Sistem
gabungan ini disebut sebagai overlap system seperti ditunjukkan pada gambar 3.
Sistem ini umumnya diterapkan pada bukaan panjang dengan ukuran lebih dari 500
m.
Overlap
system membutuhkan 2 fan (kipas). Dua kipas ini akan memberikan tenaga lebih
untuk memasok udara di bukaan-bukaan panjang tersebut.
Sebuah
tambang bawah tanah bisa mencapai kedalaman 3000 meter lebih. Lantas bagaimana
pengaturan sirkulasi udara di kedalaman perut bumi tersebut?
Untuk
tambang yang tidak terlalu dalam dan besar, mengandalkan sirkulasi udara alami
mungkin saja bisa mencukupi.
Sirkulasi
alami hanya menggantungkan pada perbedaan tekanan udara alami antara luar dan
dalam terowongan. Aliran udara akan terjadi dengan sendirinya akibat perbedaan
tekanan ini.
Namun
pada kenyataannya, sangat jarang ditemui tambang bawah tanah yang hanya mengandalkan sirkulasi
udara alami saja. Apalagi jika terdapat alat-alat bermesin diesel yang
mengeluarkan emisi gas buang.
Perbedaan
tekanan udara alami tidak lagi dapat diandalkan. Alat yang dapat menciptakan
perbedaan tekanan udara yang memadai perlu dipasang. Alat ini disebut main fan
atau kipas utama.
Penyebutan
main fan (kipas utama) tak lain untuk membedakan dengan auxiliary fan (kipas
bantu) sebagaimana telah ditulis di artikel ini. Main fan inilah yang bertanggung
jawab atas sirkulasi udara keseluruhan pada tambang bawah tanah.
Ukuran
main fan amat bervariasi, mulai dari beberapa ratus Hp (horsepower) hingga
beberapa ribu Hp. Namun dalam tambang yang sama, ukuran main fan dapat
dipastikan lebih besar dari auxiliary fan karena tugas main fan yang mencakup
semua wilayah tambang.
Sistem
pemasangan main fan dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) Sistem hembus (blowing system), dan (2) Sistem
tarik (exhaust system).
Pada
sistem hembus (blowing system), fan dipasang untuk menghasilkan efek tiup atau
hembus. Mirip dengan orang meniup balon, udara dihembuskan masuk ke dalam
tambang bawah tanah. Pada sistem ini, tekanan udara dalam terowongan akan lebih
tinggi (positif) jika dibanding dengan tekanan diluar terowongan.
Dalam
aplikasi, sistem hembus jarang digunakan. Akibat hembusan fan, tekanan udara di
area sekitar fan menjadi tinggi sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan pekerja
dan berhamburannya debu dan partikel-partikel lain.
Pada
sistem tarik (exhaust system), fan dipasang untuk menarik keluar udara dari
dalam tambang. Mirip udara dalam balon yang ditarik keluar saat balon
dikempiskan. Berlawanan dengan sistem hembus, tekanan udara dalam terowongan
menjadi lebih kecil (negatif) dibanding dengan tekanan luar.
Sistem
tarik lebih umum diterapkan di tambang bawah tanah. Tekanan negatif di
terowongan juga akan memaksa gas-gas beracun untuk lebih mudah terbuang sehingga
tidak terakumulasi di dalam tambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar