Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 07 Juli 2014

Praktikum Kimia Analisis



BAB I
PENDAHULUAN

Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Analisis kimia secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut sebagai berikut :
v    Analisis kualitatif
Analisis kualitatif adalahmembahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsure. Atau ada juga yang menyebutkan bahwa analisis kualitatif adalah untuk mengindentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat, larutan-larutan yang biasanya unsure-unsur penyusun zat tersebut bergabung yang satu dengan yang lain. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation.

v    Analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. Analisis ini adalah  penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.







1.1.        Maksud dan Tujuan
Kegiatan praktikum kimia analitik ini dimaksudkan untuk mengetahui  kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimia suatu materi atau zat. Yang dibagi dalam analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dimana perkembangan kimia analitik dalam pengembangan dibidang penelitian multidisipliner turut berperan. yaitu dibidang biologi, farmasi, geologi, pertambangan, kedokteran dan sebagainya.
Dan didalam praktikum ini kita dapat menentukan bagian-baian mana yang bersangkutan dengan analisis kualitatif ataupun analisis kuantitaf. Dan kita dapat membuktikan sendiri dengan cara mempraktekkan langsung didalam laboratorium kimia analit.





     BAB II
ANALISIS KUALITATIF
                 
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan. Penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih, massa jenis serta kelarutan.
Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan yang dianalisa. 
Pengetahuan ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat. Data tentang sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book, misalnya dalam Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Analisa kualitatif  merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif. 

2.1. Analisis Anion.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
·         Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-
·         Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-
·          Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
·          Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad. Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat,salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis golongan anion Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputiperubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, atas penambahan asam sulfat enceratau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan, maka harus bebas dari logam berat dengancara menambah larutan Na2CO3 jenuh, lalu dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akanterlarutkan sebagai garam karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.
Analisis anion meliputi uji :
Uji untuk sulfat : Kepada 1 ml larutan sampel ditambah HCl encer hingga asam, tambahkan lagi 1ml, didihkan dan tambahkan 1 ml larutan BaCl2 jika terjadi endapan putih BaSO4, berartimenunjukkan adanya sulfat.
 Uji untuk reduktor: 1 ml larutan sampel diasamkan dengan asam sulfat encer, kemudiantambahkan 0,5 ml lagi. Setelah itu ditambah 1 tetes 0,05 N KMnO4. Jika warna ungu hilang, makaada sulfit, thiosianat, sulfida, nitrit, bromida, iodida, arsenit. Jika warna itu hilang pada pemanasan,maka ada oksalat.
Uji untuk oksidator: 1 ml larutan sampel ditambah 0,5 ml HCl pekat dan 1 ml larutan jenuh MnCl2, jika larutan coklat atau hitam, menunjukkan adanya : nitrat, nitrit, klorat, kromat, ferisianida, bromat,iodat, permanganat. Jika hasil uji negatif, maka hanya sedikit nitrat dan nitrit.
Uji dengan larutan Perak Nitrat: Uji ini dilakukan untuk adanya thiosianat, Iodida, Bromida, dan Klorida.
            Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk sampel cair, lakukanlah terlebih dahulu analisis pendahuluan.
2.1.1.  Dasar Teori
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel.Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. 
Cara identifikasi anion tidak  begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.  Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. 
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. 
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. 
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Pemisahan anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam perak, garam kalsi.
Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagikedalam :
·         Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudahmenguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam.
·         Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Analisa Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara cepat mendapatkan hasil percobaan.
Mengidentifikasi anion – anion sulfat, phospat, khromat, dan halida dengan pereaksi spesifik membentuk endapan. Dan memisahkan kation-kation Pb2+, Hg+, Ag+, Cd2+ dan Cu2+, berdasarkan kelarutannya dengan HCl encer dan gas H2S (jenuh). Dan selanjutnya diidentifikasi dengan reaksi spesifik. 
Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman. 
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yangberbasis bangat seperti oksalat .Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama.
Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat,salisilat dan benzoat.
Atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih electron disebut anion, karena dia tertarik anoda.Untuk mengetahui atau mengidentifikasi kebenaran dari anion dengan menggunakan reagensia yang ada.

2.1.2.  Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan adalah larutan :
ü  NaCL
ü  H2SO4
ü  AgNO3
ü  Hg2(NO3)2
ü  KI
ü  Na2S2O3
ü  NH4OH
ü  CUSO4
ü  HgCL2
ü  K4Fe(CN)6
ü  KCNS
ü  Pb(CH3COO)2
ü  HNO3
ü  FeCL3
ü  Na2CO3
ü  Na2SO4
ü  BaCl2
ü  Na2B4O7
Alat yang digunakan adalah :
ü  Tabung reaksi
ü  Rak tabung reaksi
ü  Pipet tetes
ü  Spritus
ü  Penjepit tabung reaksi
Itulah bahan dan alat yang digunakan untuk praktikum kimia analit pada analisis kualitatif  anion dan kation.





2.1.3.  Cara kerja dan kesimpulan
Anion Klorida(CL¯)
Digunakan larutan NaCL encer.
Masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 4 ml larutan NaCL kemudian lakukan percobaan berikut :
a.       Berikan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan terjadi reaksi. Panaskan larutan tersebut, amati apa yang terjadi! Catat hasilnya.
b.      Berikan larutan perak nitrat (AgNO3), maka akan diperoleh endapan AgCl yang berwarna putih. Ambilah endapan tersebut dan masukkan kedalam dua buah tabung reaksi yang bersih, kemudian berikan pada tabung masing-masing laritan ammonia, dan larutan asam nitrat. Perhatikan reaksi yang terjadi, endapan larut dalam ammonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
c.       Berikan larutan Hg2(NO3)2 maka akan terbentuk endapan Hg2CL2. Coba larutkan dalam ammonia, perhatikan apa yang terjadi !
Anion Iodida(I)
Digunakan kalium iodida (KI)
Lakukan langkah kerja seperti pada anion Klorida, kemudian lanjutkan dengan memberikan pereaksi berikut ini :
a.       Berikan larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning dari AgI. Bagi endapan menjadi 2 bagian kemudian ujilah endapan tersebut dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya tambahkan larutan ammonia, amati endapan larut apa tidak. Buktikan dengan percobaan.
b.      Berikan larutan CuSo4 maka akan terbentuk endapan CuI dan I2 yang larut dalam larutan natrium tiosulfat. Amati dan catat warna endapan.
c.       Berikan larutan HgCL2 maka akan terbentuk endapan HgI2, yang larut dalam larutan KI berlebihan, membentuk HgI42-. Amati warna endapan!

Anion ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-).
Digunakan larutan K4Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua buah tabung reaksi dan berikan pereaksi berikut ini :
a.       Pada larutan pertama tambahkan larutan timbal asetat, Pb(CH3COO)2, maka akan terjadi endapan putih, endapan ini tidak larut dalam asam nitrat encer. Buktikan !
b.      Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak nitrat, maka akan terbentuk endapan AgCNS yang berwarna putih.
c.       Pada tabung yang satunya berikan larutan FeCL3, maka akan terbentuk senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.
Anion Karbonat (CO3 -) dan Anion Tiosulfat (S2O3-).
Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3.
masukkan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua buah tabung reaksi, dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut :
a.       Larutan pertama pada sebuah tabung reaksi tambahkan larutan AgNO3 ( perak nitrat ) maka akan terbentuk endapan AgCO3, tambahkan AgNO3 berlebih. Amati apa yang terjadi !
b.      Pada larutan kedua tambahkan tabung reaksi satu larutan asam sulfat encer maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan belerang S.
c.       Pada tabung yang reaksi yangs satunya tambahkan larutan perak nitrat akan terbentuk endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi kuning, coklat dan akhirnya hitam karena terbentuk Ag2S.
Anion Sulfat (SO42-).
Digunakan larutan Na2SO4
Masukkan kedalam 2 tabung reaksi 4 ml
a.       Tambahkan BaCL2, maka terbentuk endapan BaSO4.
b.      Tambahkan larutan Pb(CH3COO)6 (Pb asetat), maka akan terbentuk endapan putih dari timbal, endapan ini larut dalam asam sulfat dan ammonia. Buktikan !
Anion Borat (BO33-)
Digunakan larutan borax ( Na2B4O7 )
Masukkan kedalam 2 buah tabung reaksi :
a.       Tambahkan larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan putih perak metaborat. Jika dipanaskan terbentuk Ag2O berwarna hitam. Buktikan!
b.      Tambahkan larutan BaCL2, maka akan terbentuk endapan putih metaborat.



2.1.4.                    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 1

Tanggal Praktikum                  : 15 mei 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif (Analisis Anion klorida )
Bahan                                      : NaCl, H2SO4, AgNO3, NH4OH, HNO3
Alat yang dipergunakan         : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan

1)a.

 

  b.

 
  c.


 
  d.


  e.







Anion klorida

NaCl + H2SO4


Dipanskan =>


NaCL + AgNO3




AgCl + NH4OH


AgCl + HNO3




-Tidak terjadi
 reaksi

-timbul                     gelembung

-endapan putih
-larutan putih susu.

-larut sempurna


-endapan larut tidak sempurna




-


-


-NaCL +  AgNO3 --à Na NO3 + AgCl
                                                                             putih

-AgCL + 2NH4OH --à [Ag(NH3)2]Cl +   2H2O

-


-


-timbul asap dan bau merangsang

-endapan AgCL
                        Putih



-Endapan larut


-endapan sedikit larut

    Asisten :                                                                              Praktikan :

(                                   )                                                  (ARIS PRASETIO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 1

Tanggal Praktikum                  : 15 mei 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif { anion Iodida (I) }
Bahan                                      : KI, AgNO3, Na2S2O3, NH4OH, CuSO4, HgCL2.
Alat yang dipergunakan         : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan


2)a.



  b.
 
  c.



  d.


 
  e.

  f.



  h.

Anion iodide

KI +AgNO3



AgI + Na2S2O3


AgI + NH4OH



KI + CuSO4



CuI + Na2S2O3

KI + HgCL2



HgI2 + KI (berlebih)


-endapan warna kuning.
-larutan putih kekuningan.
-endapan larut tidak sempurna
                         .
-endapan tidak larut.

-endapan kuning
-larutan warna kuning.

-larut sempurna
-larutan warna orange.
-endapan orange pekat.
-larut sempurna


-KI + AgNO3 --à AgI + KI (NO3)



--

--


--


--



--


-endapan AgI
                 kuning



-endapan sedikit larut.

-endapan lebih banyak.

-endapan Cu & I2



-endapan larut.

-endapan HgI2



-endapan larut.

    Asisten :                                                                                                Praktikan :
(                                               )                                                           (ARIS PRASETIO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 2

Tanggal Praktikum                  : 18 mei 2013
Acara Praktikum                     :-  identifikasi anion ferrosianida dan rhodanida
                                                 -  identifikasi anion karbonat dan thiosulfat
Bahan                                      : K4Fe (CN)6, KCNS, Pb(CH3COOH)2, HNO3,AgNO3,
                                                  FeCL3, Na2CO3, H2SO4.
Alat yang dipergunakan         : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
 1.

a.




b.


c.




d.



2.

a.




b.



c.






d.

Anion ferrosianida dan rhodanida.
K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COOH)2



Pb2Fe(CN)6 + HNO3

KCNS + AgNO3




KCNS + FeCl2



Anion karbonat dan thiosulfate.
Na2CO3 +AgNO3




Ag2CO3 + AgNO3 (berlebih)


Na2S2O3+H2SO4






Na2S2O3+AgNO3




-warna larutan  putih kekuningan.
-endapan putih

-larutan warna hijau.

-larutan warna putih
-endapan warna putih.

-larutan warna merah ferri rhodanida.



-endapan putih
-larutan warna putih.


-endapan putih
-larutan putih pekat.

-larutan warna kuning
-terbentuk gas yang berbau merangsang dari H2S.

-terbentuk endapan yang awalnya putih menjadi kuning berubah menjadi coklat dan akhirnya menjadi warna hitam.


K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COOH)2 --à Pb2Fe(CN)6 + CH3COOK

Pb2Fe(CN)6 + HNO3 --à
 Pb2Fe(NO3) + HCN

KCNS + AgNO3 --à  AgCNS + KNO3


- KCNS + FeCL2 --à FeCNS + KCL2




- Na2CO3 + AgNO3 --à
 NaNO3 + Ag2CO3

-


-Na2S2O3 + H2SO4 --à
Na2SO4 + H2S2O3




-Na2S2O3 + AgNO3 --à
NaNO3 + Ag2S2O3


-endapan Pb2Fe(CN)6
Putih


-endapan tidak larut.

-endapan AgCNS
Putih.



- senyawa kompleks berwarna merah ferri rhodanida.



-endapan Ag2CO3 putih.


-Endapan lebih banyak dan tidak larut.

-endapan blerang S







-endapan putih Ag2S2O3
Menjadi endapan hitam karena terbentuk Ag2S

         Asisten :                                                                                              Praktikan :


(                                   )                                                                         (ARIS PRASETIO)
    
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 4

Tanggal Praktikum                  : 22 mei 2013
Acara Praktikum                     : identifikasi anion sulfat (SO4 2- )
                                                  dan anion Borat (Ba33-)
Bahan                                      : Na2SO4 , BaCL2, Pb(CH3COOH)2, H2SO4, Na2B4O7, AgNO3
Alat yang dipergunakan         : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
1.
a.

b.




c.


2.
a.

b.



c.
Anion sulfat
NaSO4 + BaCL2

BaSO4+ Pb(CH3COO)2



Pb(SO4)2+H2SO4


Anion Borat
Na2B4O7+AgNO3

Dipanaskan è



Na2B4O7+BaCL2

-larutan putih
-endapan putih

-larutan putih
-endapan putih


-larutan bening
-endapan putih

-larutan keruh
-endapan putih

-larutan hitam kecoklatan
Endapan hitam

-endapan putih
-larutan bening

-NaSO4+BaCL2--àNaCL2+BaSO4

-BaSO4+Pb(CH3COO)2--à
BaCH3COO+Pb(SO4)2

-Pb(SO4)2 + H2SO4--à
Pb(SO4)2 + H2SO4
-Na2B4O7+AgNO3--à
Na2O3+Ag(BO2)2

-Na2B4O7+AgNO3--à Na2O3 +Ag2O


-Na2B4O7+BaCL --à Na2CL+Ba(BO2)2

-endapan BaSO4 putih.

-endapan tidak larut
-endapan Pb(SO4)2

-endapan tidak larut sempurna

-endpan Ag(BO2)2


-endapan Ag2O
Hitam


-endapan Ba(BO2)2

Asisten :                                                                                                          Praktikan :

2.2. Analisis Kation.
Metode dalam melakukan analisis ini dilakukan secara konvensional, yaitu   memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk  pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion.  Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah:
·         golongan klorida (I),
·         golongan sulfide(II),
·         golongan hidroksida (III),
·         golongan sulfide (IV),
·         golongan karbonat (V),
·         dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfide yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kesimpulan kation adalah Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).
2.2.1.  Dasar Teori
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion  yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengelompokkan sekelompok ion – ion. Mula-mula dicoba dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat larutan harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan HNO3 atau air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara menguapkan larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit HCl, diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air. 
Idetifikasi kation berdasarkan H2S Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi - pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
·         Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
·         Golongan II : membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
·         Golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
·         Golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
·         Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen.
Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan.  Sebagai pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1).
Golongan kation.
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khasnya adalah sebagai berikut :
Ø  Golongan I : Kation-kation golongan ini membentuk endapan putih dengan asam klorida (HCl) encer. Kation-kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium I (Hg+), dan perak (Ag+). 
Ø  Golongan II : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl), tetapi membentuk endapan sulfida dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam mineral encer.
Kation-kation golongan ini dibagi ke dalam 2 sub golongan yaitu :
II A (Golongan Tembaga)
1). Merkurium II (Hg+2)
2). Tembaga II (Cu+2)
3).  Bismut (Bi)
4).  Kadmium (Cd+2) 





II B (Golongan Arsen)
1).  Arsenik III (As+3)
2) . Arsenik V (As+5)
3) . Stibium V (Sb+5)
4) . Timah II (Sn+2)
5) . Timah V (Sn+5).
Apabila telah mengendap dapat dibedakan dengan reaksi amonium polisulfida di mana golongan II A melarut dan golongan II B mengendap. 
Ø  Golongan III : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl) encer ataupun dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam mineral encer, melainkan membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau sedikit basah.
Kation-kation golongan ini adalah
o   kobalt II (Co+2),
o   nikel II (Ni+2),
o   besi II (Fe+2),
o   besi III (Fe+3),
o   aluminium (Al),
o   seng II (Zn+2),
o   mangan II (Mn+2). 
Ø  IV : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan karbonat dengan amonium karbonat (NH4)2CO3 dengan adanya amonium klorida (NH4Cl) dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah :
ü  kalsium II (Ca+2),
ü  Golongan strontium II (Sr+2)
ü  dan barium II (Ba+2). 

Ø  Golongan V :  Kation-kation golongan ini disebut sebagai kation golongan sisa karena tidak membentuk endapan dengan reagensia sebelumnya seperti halnya reagensia-reagensia yang digunakan untuk memisahkan kation-kation golongan I sampai IV. Kation-kation golongan ini adalah magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (Ka), litium (Li), dan hidrogen (H). (Vogel,1990). 
Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation Ag+, Fe3+, Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi dalam setiap sampel. Adapun  percobaan yang telah dilakukan dalam uji kation ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+, penambahan larutan K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan NaOH pada uji kation Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN dan K4Fe(CN)6 serta penambahan larutan HgCl2 untuk menguji kation Sn2+. Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak semuanya berreaksi dengan reagennya masing – masing membentuk endapan. Pada proses uji kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun kimia setelah penambahan reagennya masing – masing. Sebab larutan tidak mengalami perubahan warna dan juga tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel tersebut memang tidak terdapat jenis kation – kation yang dapat berreaksi dengan reagen. Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+ maupun Sn2+.

Satu – satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation – kation ini  adalah ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi kation Bi3+. Pada pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang sangat mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan sampel yang semula bening, setelah penambahan NaOH larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap reagen NaOH.
2.2.2.  Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan adalah larutan :
a.       AgNo3
b.      NaCL
c.       NaOH
d.      K2CrO4
e.       KI
f.       NH4OH
g.      HNO3
h.      Na2S2O3
i.        CUSO4
j.        Na2CO3
k.      (NH4)2CO3
l.        AlCL3
m.    KOH
n.      FeCL3
o.      HCL
p.      K4Fe(CN)6
q.      NiSO4
r.        Ba(NO3)2
s.       KCNS
t.        MgCL2
u.      CdSO4
Alat yang digunakan adalah :
ü  Tabung reaksi
ü  Rak tabung reaksi
ü  Pipet tetes
ü  Spritus
ü  Penjepit tabung reaksi
ü  Pengaduk
2.2.3. Cara Kerja dan Kesimpulan.
Pada analisa kation ini hanya dipilih beberapa kation saja, dengan alasan pemilihan sudah mewakili tiap golongan, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia untuk Praktikum.
§   KATION GOLONGAN I : Ag+
Perak (Ag+)
Digunakan larutan AgNO3.
Masukkan kira – kira 4 ml larutanAgNO3 pada empat buah tabung reaksi, kemudian tambahkan pereaksi berikut ini :
§   Asam Klorida encer, maka akan terbentuk endapan AgCL putih yang larut dalam larutan ammonia.
§   NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat, endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
§   Kalium kromat netral maka akan terjadi endapan merah perak kromat, endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
§   KI, maka akan terbentuk endapan AgI yang berwarna kuning,sedikit larut dalam ammonia, dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat. Buktikan !





§   KATION GOLONGAN II :  Cu2+ ; Cd2+
Kupri (Cu2+).
Digunakan larutan CuSo4.
Masukkan larutan kedalam tiga buah tabung reaksi, masing – masing tambahkan pereaksi berikut :
a.       NaOH, maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2. Jika dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b.      Na2CO3, maka akan terjadi endapan hijau biru dari basa karbonat. Pada penambahan Na2CO3 berlebihan maka akan terbentuk Kristal CuCO3, dan Cu(OH)2H2O, endapan tersebut larut dalam ammonia.
c.       NH4OH,maka akan terjadi endapan hijau dari garam basa, jika ditambah Ammonia berlebihan akan larut, larutan menjadi warna biru.
d.      KI, maka akan terjadi endapan putih CuI2 dan I2 bebas yang menyebabkan larutan berwarna coklat. Buktikan !

§  KATION GOLONGAN III :  Al3+ ; Fe3+ ; Ni2+ .
Alumunium (Al3+)
Digunakan larutan AlCl3.
Masukkan larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing pereaksi berikut ini :
a.       NH4OH,maka akan terjadi endapan putih Al(OH)3, yang tidak larut dalam air.
b.      KOH, maka akan terjadi endapan putih Al(OH)3, endapan ini larut dalam KOH berlebihan. Buktikan !



Ferri (Fe3+)
Digunakan larutan ferri klirida.
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing pereaksi berikut ini :
a.       Larutan KOH, maka akan terjadi endapan Fe(OH)3, yang berwarna coklat. Endapan ini larut dalam asam diantaranya adalah (HCl, H2SO4, CH3COOH).
b.      Larutan K4Fe(CN)6,  maka akan terjadi warna biru karena terbentuk ferri ferro sianida.
c.       Larutan KCNS, maka akan terjadi larutan berwarna merah ferri  rhodanida. Buktikan !
Nikel (Ni2+)
Digunakan larutan NiSO4.
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing pereaksi berikut ini :
a.       Larutan NaOH, maka akan terjadi endapan Ni(OH)2, perhatikan apa Yang terjadi jika dilarutkan dalam HCl atau HNO3.
b.      Larutan NH4OH, maka akan terjadi endapan hijau, yang larut dalam ammonia berlebihan. Amati apa yang terjadi.
c.       Larutan  K2CrO4, dalam keadaan panas ( dipanaskan ) terjadi endapan coklat dari  Na2CrO4.NiO.
§  KATION GOLONGAN IV Ba2+ dan Mg2+.
Barium (Ba2+).
Digunakan larutan Barium Nitrat.
Masukkan larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing pereaksi berikut ini :
a.       Larutan K2CrO4, terbentuk endapan kuning barium kromat.
b.      Larutan asam sulfat encer, terbentuk endapan BaSO4 putih, berbentuk koloid.
Magnesium (Mg2+).
Digunakan larutan MgCl2.
Masukkan larutan tersebut kedalam 1 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing pereaksi berikut ini :
Larutan NaOH, maka terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2. buktikan !
§  KATION GOLONGAN V : NH4+.
Ammonium (Mg2+).
Digunakan larutan ammonium hidroksida.
Masukkan larutan tersebut kedalam 1 buah tabung reaksi dan tambahkan Larutan NaOH, ambil pengaduk gelas basahi dengan HCl (P), taruh diatas tabung reaksi, jika perlu dengan pemanasan. Amati apa yang terjadi.


2.2.4.                           LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1 B                                        Laporan Ke                 : 4
Tanggal Praktikum                  : 24 mei 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif (Analisis Kation Golongan I Perak )
Bahan                                      : AgNO3 , HCL, NaOH, NH4OH, HNO3, K2CrO4, Na2S2O3
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
1a.


 


b.










c.
AgNO3+HCL


AgCL+NH4OH


AgNO3+ NaOH




Ag2O3+ NH4OH


Ag2O3+ HNO3


AgNO3+ K2CrO4




AgCrO4+ NH4OH

AgCrO4+ HNO3


Larutan putih
Endapan Putih

Endapan tidak larut sempurna

Endapan warna coklat
Larutan warna coklat

Larutan warna  bening

Larutan warna putih

Endapan warna merah
Larutan warna kuning

Larutan kuning

Larutan kuning
AgNO3+HCL→AgCL+HNO3


AgCL+NH4OH→Ag(NH3)2CL+2H2O


2AgNO3+NaOH→Ag2O+NaH(NO3)2




Ag2O3+ NH4OH→Ag2OH+ NH4O3


Ag2O3+ HNO3→Ag2H+ NO3 O3


AgNO3+ K2CrO4→AgCrO4+ K2NO3




AgCrO4+NH4OH+→Ag(NH3)2Cr4+2H2O



terbentuk endapan AgCL

garam kompleks Ag(NH3)2CL

 terbentuk endapan Ag2O



endapan larut sempurna

endapan larut tidak sempurna

terjadi endapan merah kromat



endapan larut sempurna

endapan larut tidak sempurna

        Asisten :                                                                                         Praktikan :
(                                   )                                                                       (ARIS PRASETIO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1 B                                        Laporan Ke                 : 4

Tanggal Praktikum                  : 24 mei 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan I Perak )
Bahan                                      : AgNO3 , NaCL, NaOH, NH4OH, HNO3, K2CrO4,   Na2S2O3, KI
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan

d.

 














AgNO3+KI



Agl+NH4OH


Agl+Na2S2O3

Larutan kuning
Endapan kuning

Endapan kuning larutan kuning

Endapan kuning larutan kuning



AgNO3+KI→AgI+KNO3



Agl+NH4OH→AgOH+ NH4l








terbentuk endapan Agl yang warna kuning

endapan larut tidak sempurna

endapan larut tidak sempurna







               Asisten :                                                                               Praktikan :


(                                               )                                                   ( ARIS PRASETIO)


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 5

Tanggal Praktikum                  : 29 mei 2013
Acara Praktikum                     : identifikasi kation golongan II { Bi(NO3)2 }
Bahan                                      : Bi(NO3)2, NH4OH, NaOH, KI, CuSO4
Alat yang dipergunakan         : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
1.a.






b.






c.

Bi(NO3)2+NH4OH


-Bi(OH)2NO3+ NH4OH(berlebih)


Bi(NO3)2+NaOH


-Bi(OH)2+NaOH
                (berlebih)


Bi(NO3)2 + KI



-BI I3 + KI
                (berlebih)
-larutan bening
-endapan putih

-larutan bening
-endapan tidak larut sempurna

-larutan bening
-endapan putih

-larutan bening
-endapan putih


-larutan warna hitam
-endapan hitam

-larutan warna cokelat
-endapan cokelat
Bi(NO3)2+NH4OH à NH4+Bi(OH)2.NO3
__


-Bi(NO3)2+NaOH à NANO3+Bi(OH)2

__



-Bi(NO3)2 + KI à K2NO2 + Bi I3


__
-endapan Bi(OH)2.NO3

-endapan tidak larut sempurna


-endapan Bi(OH)2
                     Putih

-endapan larut tidak sempurna



-endapan Bi I3
                    hitam


-endapan larut

    Asisten :                                                                                          Praktikan :
(                                   )                                                           ( ARIS PRASETIO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 5

Tanggal Praktikum                  : 29 mei 2013
Acara Praktikum                     : identifikasi kation golongan II (SnCL2)
Bahan                                      : SnCL2, NAOH, NH4OH, H2SO4, HNO3
Alat yang dipergunakan         : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
1.

a.



-


b.


-
Kation SnCL2

SnCL2 + NaOH



Sn(OH)2+NH4OH


SnCL2 + H2SO4


SnSO4 + HNO3


-larutan putih
-endapan putih


-larutan putih
-endapan putih

-larutan bening
-endapan putih

-larutan bening
-endapan putih

SnCL2 + NaOH à NaCL + Sn (OH)2


Sn(OH)2 + NH4OH à NH4Sn + H2O


-SnCL2 + H2SO4 à H2CL2 + SnSO4

-SnSO4 + HNO3 à SnO3 + HNSO4


-endapan Sn(OH)2
                    putih


-endapan larut tidak sempurna

-endapan SnSO4
                    putih

- endapan larut tidak sempurna

                   Asisten :                                                                     Praktikan :


(                                               )                                               ( ARIS PRASETIO)



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 7100120128
Rombongan                 : 1B                                         Laporan Ke                 : 5

Tanggal Praktikum                  : 29 mei 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan II Kupri)
Bahan                                      : CuSO4, NaOH, NH4OH, Na2CO3, KI, CuI & I2
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes, spritus, penjepit
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
2a.








b.
















c.





d.
CuSO4+NaOH


Dipanaskan





CuSO4+ Na2CO3



-CuCO3+Na2CO3 (berlebih)





-CuCO3+NH4OH





CuSO4+NH4OH



Cu(OH)2+NH4OH berlebihan


CuSO4+KI
-larutan biru
-endapan biru

-larutan hitam
-Endapan berwarna Hitam

-Endapan warna Biru
-Larutan warna Biru

-Larutan warna  biru
Endapan warna biru



-larutan biru tua
-Endapan larut sempurna


-Endapan hijau
-Larutan warna biru

-Larutan biru
-endapan larut sempurna

-larutan kuning
CuSO4+NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4



CuSO4+NaOH à CuO+NaSO4




-CuSO4+ Na2CO3→CuCO3+NaSO4



CuCO3+Na2CO3àNa2CO3+CuCO3






-CuCO3+NH4OH àCuOH+NH4CO3





CuSO4+NH4OH→Cu(OH)2+(NH4)SO4



___



___
-terbentuk endapan
 Cu (OH)2

-terbentuk CuO  hitam



-endapan CuCO3 (hijau biru)


-endapan bertambah banyak, terbentuk Kristal CuCO3.dan Cu(OH)2.H2O

-endapan biru dari garam basa
-endapan larut sempruna


-endapan Cu(OH)2


-endapan larut sempurna


-terjadi endapan putihCuI&I2 bebas

Asisten :                                                                                              Praktikan :

(                                               )                                                           ( ARIS PRASETIO)


















LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1 B                                        Laporan Ke                 : 6

Tanggal Praktikum                  : 1 Juni 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan III Al3+)
Bahan                                      : AlC3,KOH, NH4OH, Aquadest
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes,
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan

a.


 




b.






AlCL3+ NH4OH



Al(OH)3+Aquades



AlCL3+ KOH



Al(OH)3+KOH
               berlebih







-larutan bening
-endapan putih


-larutan bening
-endapan putih


-Endapan larut sempurna


-larutan bening
-endapan larut


AlC3+3 NH4OH→Al(OH)3+3NH4CL



AL(OH)3+aquadest à Al(OH)3+H2O


AlCL3+ 3KOH→ Al(OH)3 +3KCL-



Al(OH)3 + KOH à
AlOH + K(OH2)3









terbentuk endapan Al(OH)3


-endapan tidak larut sempurna


-terbentuk endapan Al(OH)3


-endapan larut sempurna


Asisten :                                                                                              Praktikan :

(                                               )                                                           ( ARIS PRASETIO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1 B                                        Laporan Ke                 : 6

Tanggal Praktikum                  : 10 maret 2012
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan III Fe3+)
Bahan                                      : FeCL3, KOH, HCL, KCNS, K4Fe(CN)6
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes,
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan

a.










b.





c.




FeCL3+KOH





Fe(OH)3+H2SO4




FeCL3+ K4Fe(CN)6




FeCL3+KCNS

-larutan cokelat
-endapan cokelat



-larutan kuning
-endapan tidak larut


-larutan biru
-endapan biru




-larutan merah
-endapan merah

FeCL3+3KOH→Fe(OH)3+3KCL





Fe(OH)3+H2SO4à H2(OH)3+FeSO4



FeCL3+ K4Fe(CN)6
2Fe2(CN)6+8KCL





FeCL3+3KCNS →Fe(CN)3+3KCL

-terbentuk endapan Fe(OH)3




-endapan tidak larut sempurna



-endapan berwarna biru kehitaman
karena terbentuk ferrosianida
Fe2Fe(CN)6

-endapan berwarna merah ferri Rhodanida
larutan merah kehitaman.
K2Fe(CN)6

Asisten :                                                                                                          Praktikan :

(                                               )                                                           ( ARIS PRASETIO)

  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 :1B                                          Laporan Ke                 : 7

Tanggal Praktikum                  : 4 juni 2013
Acara Praktikum                     : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan III Ni2+)
Bahan                                      : NiSO4, NaOH, HNO3, NH4OH, K2CrO4
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes, spritus, penjepit
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
a.






b.







c.



NiSO4+ NaOH


-Ni(OH)2+HCL



NiSO4+ NH4OH


+ NH4OH berlebih




NiSO4+ K2CrO4

Dipanaskan è
-endapan hijau
-larutan hijau

-larutan bening
Endapan larut sempurna

-larutan hijau
-endapan hijau

-larutan biru
-endapan larut



-larutan warna kuning
-larutan cokelat
-endapan cokelat


NiSO4+ NaOH→NiOH+NaSO4






NiSO4+ NH4OH →NiOH+ NH4(SO4)









NiSO4+ K2CrO4→NiCrO4+K2(SO4)
-Endapan hijau Ni(OH)2

-endapan larut  sempurna


-endapan hijau


-endapan larut dengan sempurna




-endapan coklat dari Na2CrO4.NiO



Asisten :                                                                                  Praktikan :

(                                               )                                               ( ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 1B                                           Laporan Ke                 : 7

Tanggal Praktikum                  : 4 Juni 2013
Acara Praktikum         : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan IV Ba2+Mg2+)
Bahan                                      : Ba(NO3)2, H2SO4, MgCL2, NaOH, K2CrO4
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes,
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan

1.a.



b.



2.a.






Ba(NO3)2+K2CrO4



Ba(NO3)2+ H2SO4



MgCL2+ NaOH

-larutan kuning
-endapan kuning

-larutan putih
-endapan putih susu.

-larutan putih
-endapan putih



Ba(NO3)2+K2CrO4
BaCrO4+(NO3)2K2


Ba(NO3)2+ H2SO4
BaSO4+(NO3)2 H2


MgCL2+ NaOH→
MgOH+NaCL2





-endapan BaCrO4



-endapan BaSO4      putih


Endapan putih dari Mg(OH)2


Asisten :                                                                                              Praktikan :


(                                               )                                                           ( ARIS PRASETIO )





LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum         : ARIS PRASETIO                No.mhs                        : 710012028
Rombongan                 : 1 B                                        Laporan Ke                 : 7

Tanggal Praktikum                  : 4 Juni 2013
Acara Praktikum         : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation Golongan V NH4+)
Bahan                                      : NH4OH, HCL, NaOH,
Alat yang dipergunakan          : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Pipet  Tetes, pengaduk tabung reaksi
No
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan









NH4OH+ NaOH



Diaduk dgn pengaduk gelas yg dibasahi dgn HCL(P) ditaruh diatas tabung reaksi
Terjadi Reaksi



Terjadi Reaksi




NH4OH+NaOH+HCL→NH4OH+NaCL+H2O





Endapan kuning barium kromat
Larutan kuning

Terdapat gas yg mengarah dari atas kebawah
Aroma menyengat

Asisten :                                                                                  Praktikan :


(                                               )                                                  ( ARIS PRASETIO)






BAB III
ANALISIS KUANTITATIF

Analisa Kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. Kuantitatif menentukan perbandingan relatif dari penyusun-penyusun tersebut, dan penentuan kadar dari masing-masing komponen.
Analisa dapat dilakukan dengan cara melarutkan, menguapkan, menyuling, mengkristalkan, mengendapkan, menyaring atau mendekantasi. Perubahan menunjukkan adanya reaksi kimia, seperti:
·         Terjadinya endapan
·         Perubahan warna endapan
·         Timbulnya gas
·         Timbulnya bau
·         Perubahan warna larutan
·         Dan lain sebagainya
3.1. Dasar Teori
SIDIMETRI DAN ALKALIMETRI
(Titrasi Asam Asetat Dengan Natrium Hidroksida)
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis volumetrik dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang terdiri dari alkalimetri dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisis dari asam lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa lemah. (Keenan, 1986).
Semua metoda titrimetri tergantung pada larutan standar yag mengandung sejumlah reagen persatuan volume larutan dengan ketepatan yang tinggi.
 Metode volumetri diklasifikasikan menjadi titrasi asam-basa, titrasi redoks, titrasi pengandapan dan titrasi kompleksometri (Khopkar, 1990)
Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda ntuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 1995).
Teknik Volumetri dan Gravimetri menjadi alternatif metoda analisis yang mempunyai ketertelusuran tertinggi, karena metoda tersebut mempunyai ketertelusuran yang terdekat ke standar nasional maupun standar internasional. Untuk dapat melakukan analisis secara volumetri dan gravimetri yang baikdan benar diperlukan pengetahuan yang cukup, karena metoda ini dapat menjadi metoda acuan untk metoda pengukuran lainnya (http://www.kimia-lipi.net/index).
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri (riset dan pengembangan). Pada pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi asam-basa, biasanya cara umum yang sering dilakukan adalah dengan menetesi larutan yang diuji, yang sebelumnya telah diberi larutan indikator, dengan larutan uji. Ditetesi hingga terjadi perubahan warna dari larutan indikator, apabila terjadi perubahan warna yang disebut titik akhir maka penetesan larutan uji dihentikan (http://chem-is-try.org).
Kemudian nilai konsentrasi larutan yang diuji dihitung berdasarkan cara yang telah ditetapkan dalam metode titrasi. Pada metode ini mata manusia memegang peranan penting dalam pengamatan terjadinya perubahan warna, juga dalam pengendalian proses yang berlangsung,dan penentuan nilai konsentrasi larutan, perhitungannya dilakukan secara manual. Dengan menggunakan cara ini terdapat beberapa kelemahan antara lain kesalahan paralaksi dan memerlukan waktu yang relatif lama untuk perhitungan atau penentuan nilai konsentrasi larutan. Karena setiap individu dengan individu yang lainnya relatif berbeda, dalam pengamatan dan penghitungannya tergantung pada ketelitian masing-masing individu (http://www.elektroindonesia.com)
ARGENTO METRI
Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk menentukan kandungan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal  juga dengan titrasi pengendapan yang melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Titrasi argentometri dibedakan menjadi 4 metode, yaitu :
1. Metode Mohr
Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.  Mula-mula titrasi berlangsung dengan pembentukan  endapan perak klorida.  Jika titik ekuivalen telah tercapai, maka perak nitrat akan bereaksi dengan kromat menghasilkan endapan perak kromat yang berwarna merah.
2. Metode Volhard
Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan perak dalam suasana asam dengan larutan standar kalium atau amonium tiosianat berlebih.  Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merahdari kompleks besi (III) tiosianat dalam suasana asam nitrat 0,5 – 1,5 N.  Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat diamati.

3. Metode K.Fajans
Metode ini digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik ekuivalen.   Indikator  akan teradsorpsi oleh endapan.  Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga agar tidak membentuk koloid.
4. Metode Liebig
Metode ini titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan terbentuknyakekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojokan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil. Jika reaksi telah sempurna, penambahan larutan perak nitrat lebih lanjut akan menghasilkan endapan perak sianida. Titik akhir ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap.  Kendala dalam menentukan  titik akhir  dengan tepat disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut pada saat mendekati titik akhir titrasi.
Dasar Teori menguraikan teori, temuan, dan bahan referensi lain yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan suatu praktikum. Dasar Teori dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam praktikum yang mengacu pada Daftar Pustaka. Sumber pustaka yang digunakan diiusahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari buku, artikel, atau jurnal ilmiah. Dasar teori Praktikum Penentuan  Kandungan Klorida Menggunakan Metode Titrasi Argentometri dapat menguraikan definisi titrasi argentometri menggunakan referensi buku-buku kimia analitik kuantitatif. Uraikan juga macam-macam metode titrasi argentometri disertai  prinsip analisis, reaksi dan aplikasinya.  Jika prinsip argentometri telah disusun, uraikan tentang praktikum yang akan dilakukan, dalam hal ini difokuskan pada penentuanklorida dengan titrasi argentometri.  Tuliskan metode argentometri yangdigunakan, prinsip, reaksi, aspek kuantitatif atau perhitungan yang digunakan untuk menentukan kadar.


3.2. Bahan dan Alat Percobaan
bahan yang digunakan adalah larutan :
a.       HCLxN
b.      Borax
c.       Aquades
d.      Indicator m.o
e.       NaOH yN
f.       Indicator p.p
g.      AgNo3 cN
h.      Nacl
i.        K2cr03
j.        NaOH
k.      AgNO3
l.        Na2CO3
m.    HCL
n.      KMnO4
o.      Campuran cuplikan ferro+ferri
p.      H2SO4
Alat Percobaan yang digunakan adalah :
a.       Buret
b.      Erlenmeyer
c.       Pipet ukur
d.      Gelas ukur
e.       Pipet tetes



3.3. Cara Kerja dan Kesimpulan
ASIDI DAN ALKALIMETRI
1.      Standardisasi larutan HClxN.
Prosedur :
a.       Ambil larutan HClxN dimasukkan kedalam buret 50 ml.
b.      Ambil dan timbang 0,200 gr borax, larutkan dengan aquades menjadi 100 ml.
c.       Masukkan kedalam borax 25 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes indicator m.o.
d.      Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna.
e.       Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata                               = v ml
Normalitas HCl                                         = Nx
Berat Borax                                               = 200 gr
Mr Borax (Na2B4O7.10H2O)                     = 381,2
Maka,
2.      Standardisasi larutan NaOHyN.
Prosedur :
a.       Ambil cuplikan larutan  NaOHyN sebanyak 10 ml masukkan kedalam Erlenmeyer.
b.      Tambahkan larutan tersebut aquades menjadi 15 ml, tambahkan indicator p.p 2-3 tetes.
c.       Larutan Titrasi larutan HCLxN pada no 1, sampai terjadi perubahan warna.
d.      Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.

Perhitungan :
Volume HCl rata-rata                               = A ml
Normalitas HCl                                         = Nx (hasil standardisasi no 1)
Maka, Ny  
ARGENTO METRI
1.      Standardisasi larutan AgNO3 cN.
Prosedur :
a.       Ambil cuplikan larutan AgNO3 cN masukkan kedalam buret 250 ml.
b.      Ambil 10 ml NaCL masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml.
c.       Titrasi dengan larutan a. sampai terjadi perubahan warna yang tidak hilang (merah bata).
d.      Cata volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Maka, 
2.      Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr .
Prosedur :
a.       Timbang 2.95 gr / 500 ml, masukkan kedalam labu bakar.
b.      Ambil 25 ml NaCL masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml.
c.       Titrasi dengan larutan AgNO3 cN pada percobaan no 1, sampai terjadi perubahan warna yang tidak hilang (merah bata).
d.      Cata volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Kadar 


MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN
Percobaan 1:
“Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3”.
Bahan yang digunakan larutan campuran ( NaOH dan Na2CO3 )
Reaksinya :
NaOH + HCl ------------> NaCl + H2O                                  (titik ekivalen I)
Na2CO3 + HCl            ------------> NaCl + NaH CO3
NaH CO3+ HCl          ------------> NaCl + H2O + CO2                             (titik ekivalen I)
Prosedur :
a.       Diambil 25 ml cuplikan larutan campuran, masukkan dalam erlenmeyer.
b.      Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p .
c.       Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna merah hilang.
d.      Catat volumenya (Va), tambahkan lagi larutan pada erlenmeyer indicator m.o .
e.       Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f.       Catat volumenya (Vb). Ulangi titrasi sampai 2 kali.
Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :
NaOH = ( Va – Vb ) x 0,1 x Mr NaOH mgr
Na2CO3           = 2 x Vb x 0,1 x Mr Na2CO3 mgr
Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % ).




Percobaan 2 :
“ Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran “.
Prosedur :
a.       Diambil 25 ml larutan campuran ferro + ferri, masukkann kedalam erlenmeyer tambahkan 10 ml asam sulfat.
b.      Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya
c.       Catat volume larutan (V1). Sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan :
Dalam 20 ml larutan campursn cuplikan mengandung :
Ferro = V1  x N KMnO4 x 56 mgr.













LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 9
 

Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    :710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1B
Acara                   : Asidi dan Alkalimetri
Bahan                  : HCLxN, Borax, Aquadest, indicator m.o
Alat                     : Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 25ml dan 10 ml, statif


 Standarisasi larutan HCl x N
Cara Kerja :
Cuplikan larutan HCL x N dimasukan ke dalam buret  50 ml.  Masukan larutan Borax (NA2B4O7.10 H2O ) 25 ml kedalam erlenmeyer 250 ml, warna mula-mula larutan menjadi oranye. Kemudian tambahkan 2 tetes indicator m.o. Titrasi larutan dengan langkah kerja awal, sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Adanya perubahan warna merupakan petunjuk bahwa titik ekivalen telah tercapai. Volume HCl x N yang digunakan rata-rata sebanyak 4 ml, ulangi titrasi sampai dua kali.
Reaksi :
B4O7-   +   2 H+   +   5 H2O                 4H3BO3
Pengamatan :
-          Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-          V1= 3,8 ml  
V2= 4,2 ml
-          Rata – rata volume HCl terpakai = V1+V2= 3,8+4,2 = 8  = 4 ml
                                                                         2             2          2
Perhitungan : Volume HCl rata-rata =  V  =  4 ml
Normalitas HCl           =  Nx
Mr Borax                     =  381,2
Berat Borax                 =  200 mgr

Maka N x =          2. 200 . 1 . 25    =    2 . 200 . 1 . 25            =  0,06 N
                                Mr . v . 100          381,2 . 4.  100

-          Normalitas dihitung sampai 0.0001 N

Kesimpulan :
-          Warna larutan Borax mula-mula bening, setelah ditambahkan indicator m.o  menjadi berwarna kuning, setelah dititrasi mencapai titik ekivalen larutan berubah menjadi warna merah.
-          Dari percobaan aside dan alkalimetri di atas didapat normalitas larutan HCl sebesar 0,06 N.
-          Nilai Nx dibawah dari 0,06 N terjadi karena kerusakan pada buret, hal ini mengakibatkan tetesan larutan buret keluar dari sela-sela pembuka tutup nya, jadi hasil yang di baca berlebih, tidak sesuai pada pengukuran.




            Asisten :                                                                                  praktikan :


(                                   )                                                              (ARIS PRASETIO)


  LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 9


Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    : 710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1B
Acara                   : Asidi dan Alkalimetri
Bahan                  : NaOH y N, indicator p.p, aquadest, HCl x N
Alat                     : Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 10 ml, statif


 Standarisasi larutan NaOH y N
Cara Kerja :
Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10ml, masukan dalam Erlenmeyer. Tambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan inidikator p.p 2-3 tetes sampai warna berubah menjadi ungu. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no.1 sampai terjadi perubahan warna menjadi bening atau larut sempurna. Catat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga dua kali.
Reaksi :
NaOH(aq) + HCL (aq)                         NaCl (aq)  +  H2O (i)
Pengamatan :
-          Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-          V1= 8,4 ml
V2 = 7,7 ml
-          Rata – rata volume HCl terpakai =  V1+V2   = 8,05 ml
                                                                          2
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata =  A  =  8,05 ml
Normalitas HCl           =  Ny
                                    N x =  Nx  .  A                 =   0,06 . 8,05    =   0,048 N
                                                    10                      10
-          Normalitas dihitung sampai 0.0001 N

Kesimpulan :
-          Warna NaOH setelah ditambah indicator p.p menjadi warna ungu.
-          hasil titrasnya setelah mencapai titik ekivalen menjadi bening.
-          Dari percobaan di atas di dapatNormalitas larutan NaOH sebesar 0,048 N
-          nilai N y lebih kecil dari N x terjadi karena masih sama pada permasalahan pertama yaitu kerusakan pada buret. Jadi pengukuran larutan buret yang keluar tidak akurat.


      LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 9


Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    : 710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1 B
Acara                   : Argento Metri
Bahan                  : AgNO3 c N, K2CrO7, NaCl.
Alat                     : Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 10 ml, statif.


 Standarisasi larutan AgNO3 c N
Cara Kerja :
Ambil cuplikan larutan AgNO3  c N kedalam buret 50 ml. Ambil 10 ml NaCl masukan ke dalam Erlenmeyer dan warna tetap bening. Kemudian tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml dan warna larutan berubah menjadi merah bata. Kemudian titrasi larutan dengan larutan a. sampai terjadi perubahan warna merah yang tidak hilang. Volume AgNO3  c N yang digunakan adalah rata-rata sebanyak 4 ml, ulangi titrasi sampai dua kali.
Reaksi :
2AgNO3   +   K2CrO4                        Ag2CrO4  +  2KNO3
Pengamatan :
-          Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-          V1 = 5 ml
V2 = 3 ml
-          Rata – rata volume AgNO3 c N terpakai : 4 ml
Perhitungan :
Volume AgNO3 c N rata-rata =  V  =  4 ml
Normalitas AgNO3 c N           =  Nc
                                    N c =   10 . 0,1    =    0,25 N
                                                      4   
-          Normalitas dihitung sampai 0.0001 N
Kesimpulan :
-          Warna NaCl sebelum diberi indicator berwarna bening.
-          Setelah diberi indicator kalium kromat ( K2CrO4) menjadi kuning.
-          Warana setelah di titrasi menjadi berwarna merah bata ( ekivalen)
-          Dari percobaan di atas di dapat nilai N c adalah 0,25 N.
-          Percabaan pada V1 jauh dengan V2 karena terjadi kerusakan pada buret.



      LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 9


Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    : 710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1B
Acara                   : Argento Metri
Bahan                  : NaCl, AgNO3 c N, K2CrO4
Alat                     : Buret, Erlenmeyer, gelas ukur 25 ml, statif.


 Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr
Cara Kerja :
Ambil 25 ml NaCl masukan ke dalam Erlenmeyer . tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml, warna larutan menjadi kekungingan. Kemudian titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no.1 sampai warna merah tidak hilang. Catat volume AgNO3  c N, ulangi titrasi sampai dua kali.
Reaksi :
K2CrO4 + 2AgNO3              Ag2CrO4      +  2 KNO3
AgNO3  + NaCL      ------à AgCl             + NaNO3                       
Pengamatan :
-          Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-          V1 = 8,5 ml
V2 = 8,10 ml
-          Rata – rata volume AgNO3 c N terpakai = 8,3 ml
Perhitungan :
Volume AgNO3 c N rata-rata =  V  =  8,3 ml
Kadar NaCL               =      25 . N c . Mr NaCl . V rata-rata   x 100 %
                                                            100 x 200       
                                    =     25 x 0,025 x 58,5 x 8,3 x 100 % = 15,17 %
                                                            20.000

Kesimpulan :
·         Warna NaCl mula- mula yaitu bening.
·         Setelah di beri indicator menjadi warna kuning.
·         Warna setelah mencapai titik ekivalen menjadi warna merah bata.
·         Dari percobaan di atas argentometri di atas di dapat kadar NaCl yaitu 15,17 %




            Asisten :                                                                              Praktikan :


(                                   )                                                              ( ARIS PRASETIO)



     LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 10


Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    : 710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1B
Acara                   : Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran
Bahan                  : Larutan campuran NaOH dan Na2CO3
Alat                     : Erlenmeyer, Buret, aquadest, gelas ukur 25 ml.


Percobaan 1 : Menetapkan campuran NaOH dan Na2CO3
Maksud percobaan :
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar NaOH dan Na2CO3 di dalam campuran.

Reaksinya :
NaOH       +   HCl       -------------à   NaCl  +  H2O                 (Titik ekivalen I)
Na2CO3   +   HCl        -------------à   NaCl  +  Na2CO3
NaHCO3  +   HCl       -------------à   NaCl  +  H2O  +  CO2  (Titik ekivalen II)

Langkah Kerja :
1.    Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan ke dalam erlenmeyer ;
2.    Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indikator p.p, warna larutan berubah menjadi merah ;
3.    Titrasi dengan larutan HCl 0.1 N, missal sampai warna merah hilang dan menjadi warna kuning; Catat volumenya (Va), tambahkan lagi larutan m.o pada erlenmeyer. Kemudian titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang, catat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.



Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung:
            NaOH             =  (Va – Vb)  x 0.1  x  Mr NaOH mgr
            Na2CO3           =  2  x Vb  x  0.1  x Mr Na2CO3 mgr

Pengamatan : - larutan ungu di titrasi  menjadi bening
                      Va1 = 6,90 ml                           Va rata-rata = 6,70 ml
                      Va2 = 6,50 ml
                     - volume Va diberi indicator m.o lalu dititrasi lagi menjadi kuning
                      Vb1 = 5,00 ml                           Vb rata-rata = 5,05 ml.
                      Vb2 = 5,10 ml

Perhitungan :
- NaOH = (Va-Vb) . Nx . Mr NaOH
              =  (6,70-5,05) . 0,06 . 40
              = 1,6 ml . 0,06 .40
              = 3,96 Mgr   

- Na2CO3 = 2 .Vb .Nx . Mr Na2CO3
                 = 2 . 5,05 . 0,06 . 106
                 = 64,23 Mgr

Dalam (%) kadar :
% NaOH = kadar NaOH                 x 100 % 
                  Kadar NaOH+ Na2CO3
               =      3,96____________   x 100 %  =  5,80  %
                            3,96 + 64,23

% Na2CO3 = kadar Na2CO3              x 100 %        
                       Kadar NaOH+ Na2CO3
                   =     64,23  x 100%                 =    94,20 %
                          68,19
Kesimpulan :
-          Larutan Campuran NaOH+ Na2CO3 warna mula-mula bening, setelah ditambahakan indicator p.p menjadi warna ungu.
-          Setelah di titrasi larutan menjadi bening.
-          Setelah itu larutan di tambah lagi indicator m.o  menjadi warna kuning.
-          Di titrasi menjadi menjadi bening kembali.
-          Dari percobaan di atas , tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung NaOH = 3,96 Mgr dan Na2CO3 = 64,23 Mgr,
-          Dalam (%) kadarnya yaitu NaOH = 5,80% dan Na2CO3 = 94,20%



         Asisten :                                                                         Praktikan :


(                                   )                                                    (ARIS PRASETIO)


                   












   LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 10


Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    : 710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1B
Acara                   : PERMANGANOMETRI
Bahan                  : KMnO4, H2SO4
Alat                     : Ernlenmeyer 250 ml, Buret, Gelas ukur 25 ml.


Standarisasi Larutan KMnO4 dengan Asam Oksalat
Cara kerja :
-          Asam oksalat dilarutkan dalam aquadest + H2SO4 pekat menjadi warna ungu
-          dipanaskan sampai mendidih, terus langsung di titrasi pada keadaan masih panas yang menimbulkan asap.
-          Dititrasi dengan larutan KMnO4 . menjadi warna cokelat dan timbul endapan berwarna cokelat. Titrasi dilakukan 2 kali.

Reaksi :
KMnO4 + 8 H+  + 5 e  -----à  MN 2+   +  4H2O
Pengamatan :
Va1 = 2,60 ml                               Va rata-rata = 2,60 ml
Va2 = 2,60 ml
Perhitungan :
Nk = 620 x 2 x 100                 = 124.000 = 18, 92 N
         Va rata-rata x 126 x 20      6,552

Kesimpulan :
Dari percobaan permanganometri di atas, di dapat normalitas dan  factor normalitas larutan standart KMnO4 yaitu 18,92 N
      LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 10


Nama Mahasiswa : ARIS PRASETIO                       No. Mhs    : 710012028
Jurusan                 : Pertambangan                              Kelompok : 1B
Acara                   : Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran
Bahan                  : Larutan campuran, KMnO4, H2SO4.
Alat                     : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, statif, corong.


Percobaan 2 : Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran
Maksud percobaan :
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar ion Ferro di dalam campuran
Langkah Kerja :
1.    Diambil 20 ml larutan campuran Ferro +Ferri, masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 10 asam sulfat encer (H2SO4 (e)) ;
2.    Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya ;
3.    Catat volume larutan (V1) sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan :
-          V KMnO4  :  V1 = 0,20  ml
          V2 = 0,10 ml
           V rata-rata = 0,15 ml
-          Dalam larutan 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :
            Ferro =  V1  x  NKMnO4  x  56 mgr
                      =  0,15 x 18,92 x 56 mgr
          =  158,928 mgr.
Kesimpulan : - Larutan Ferro + Ferri ditambah H2SO4 menjadi kuning.
                      - di titrasi dengan larutan KMnO4 menjadi warna ungu tua.
                      - Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung 158,928 mgr


BAB IV
PENUTUP
4.1. kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan menjadi program study di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,  para mahasiswa(i) nya diwajibkan mengikuti praktikum kimia analitik yang dilaksakan pada semester II  ini.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan, dan ekstraksi.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksuddalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b.      Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c.       Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d.      Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat,salisilad, benzoad, dan saksinat.
 Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji kation.  Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari masing – masing kation tersebut.
6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah:
·         golongan klorida (I),
·         golongan sulfide(II),
·         golongan hidroksida (III),
·         golongan sulfide (IV),
·         golongan karbonat (V),
·         dan golongan sisa (VI).
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation – kation dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan sampel benar – benar netral ataui tidak mengandung zat – zat kontaminan lain didalamya mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya meskipun dengan toksitas yang tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation – kation lain didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+dan Sn2+ dalam larutan sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis volumetrik dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang terdiri dari alkalimetri dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisis dari asam lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa lemah.
Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk menentukan kandungan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal  juga dengan titrasi pengendapan yang melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Inilah kesimpulan yang dapat saya simpulkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun bagi para pengguna maupun para kimiawi sangat diharapkan bagi penyusun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate