BAB I
PENDAHULUAN
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia
yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di
dalam suatu sampel.
Analisis kimia secara garis besar dibagi
dalam dua bidang yang disebut sebagai berikut :
v Analisis
kualitatif
Analisis
kualitatif adalahmembahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya
tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsure.
Atau ada juga yang menyebutkan bahwa analisis kualitatif adalah untuk
mengindentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat,
larutan-larutan yang biasanya unsure-unsur penyusun zat tersebut bergabung yang
satu dengan yang lain. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation.
v Analisis
kuantitatif.
Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel atau contoh. Analisis ini adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
1.1.
Maksud dan Tujuan
Kegiatan
praktikum kimia analitik ini dimaksudkan untuk mengetahui kimia analitik pada dasarnya menyangkut
penentuan komposisi kimia suatu materi atau zat. Yang dibagi dalam analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dimana
perkembangan kimia analitik dalam pengembangan dibidang penelitian
multidisipliner turut berperan. yaitu dibidang biologi, farmasi, geologi,
pertambangan, kedokteran dan sebagainya.
Dan didalam
praktikum ini kita dapat menentukan bagian-baian mana yang bersangkutan dengan
analisis kualitatif ataupun analisis kuantitaf. Dan kita dapat membuktikan
sendiri dengan cara mempraktekkan langsung didalam laboratorium kimia analit.
BAB II
ANALISIS KUALITATIF
Analisis
kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan.
Penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat
tunggal atau campuran.
Analisa
kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau
jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa
kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun
sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila
kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa kualitatif
terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis
sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih,
massa jenis serta kelarutan.
Begitu
pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan bagiamanakah warna, bau, warna
nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta kelarutannya. Harus disadari bahwa
untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan
yang cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan yang dianalisa.
Pengetahuan
ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat. Data tentang
sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book, misalnya dalam
Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif
dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan
karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis
bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis
anion.
Analisa
kualitatif merupakan analisa yang
mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti.
Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel
sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam
penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa
kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa
kuantitatif.
2.1.
Analisis Anion.
Metode untuk mendeteksi
anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun
skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
·
Anion sederhana seperti O2,F-
atau CN-
·
Anion oksodiskret seperti NO3-
atau SO42-
·
Anion
polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
·
Anion
kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung
anion berbasa banyak seperti oksalad. Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis
untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan
bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat,salisilad, benzoad,
dan saksinat.
Analisis golongan anion Analisis anion
dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel yang diuji
meliputiperubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, atas
penambahan asam sulfat enceratau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan,
maka harus bebas dari logam berat dengancara menambah larutan Na2CO3
jenuh, lalu dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akanterlarutkan
sebagai garam karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.
Analisis anion meliputi uji :
Uji untuk sulfat : Kepada 1 ml larutan sampel
ditambah HCl encer hingga asam, tambahkan lagi 1ml, didihkan dan tambahkan 1 ml
larutan BaCl2 jika terjadi endapan putih BaSO4, berartimenunjukkan adanya sulfat.
Uji
untuk reduktor: 1 ml larutan sampel diasamkan dengan asam sulfat encer,
kemudiantambahkan 0,5 ml lagi. Setelah itu ditambah 1 tetes 0,05 N KMnO4.
Jika warna ungu hilang, makaada sulfit, thiosianat, sulfida, nitrit, bromida,
iodida, arsenit. Jika warna itu hilang pada pemanasan,maka ada oksalat.
Uji untuk oksidator: 1 ml larutan sampel
ditambah 0,5 ml HCl pekat dan 1 ml larutan jenuh MnCl2, jika larutan
coklat atau hitam, menunjukkan adanya : nitrat, nitrit, klorat, kromat,
ferisianida, bromat,iodat, permanganat. Jika hasil uji negatif, maka hanya
sedikit nitrat dan nitrit.
Uji dengan larutan Perak Nitrat: Uji ini
dilakukan untuk adanya thiosianat, Iodida, Bromida, dan Klorida.
Analisis kualitatif berdasarkan
sifat fisis bahan sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa
penentuan titik leleh dan bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik
didih dan indeks bias untuk sampel cair, lakukanlah terlebih dahulu analisis
pendahuluan.
2.1.1. Dasar Teori
Analisa
anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu sampel.Jadi, analisa anion secara kualitatif
merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis
anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Cara
identifikasi anion tidak begitu
sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion
adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam
kalsium, barium dan seng. Selain itu ada
cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen
menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan
anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya.
Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan
dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi
anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Identifikasi
anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4
encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4
pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi
dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi
redoks.
Identifikasi
anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis
anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya
(data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan
petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel.
Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+,
anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air
panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Untuk
anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Metode
untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Pemisahan anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, bergantung
pada kelarutan garam perak, garam kalsi.
Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagikedalam
:
·
Proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudahmenguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan
asam-asam.
·
Proses yang bergantung pada
reaksi-reaksi dalam larutan.
Analisa
Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa terhadap
kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara cepat
mendapatkan hasil percobaan.
Mengidentifikasi
anion – anion sulfat, phospat, khromat, dan halida dengan pereaksi spesifik
membentuk endapan. Dan memisahkan kation-kation Pb2+, Hg+,
Ag+, Cd2+ dan Cu2+, berdasarkan kelarutannya
dengan HCl encer dan gas H2S (jenuh). Dan selanjutnya diidentifikasi
dengan reaksi spesifik.
Untuk
sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan,
pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair
analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.
Untuk
anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
Anion
sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
Anion
okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
Anion
polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi Anion kompleks
halida seperti TaF6 dan kompleks anion yangberbasis bangat seperti
oksalat .Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama.
Hal ini meliputi asetat, formiat,
oksalat, sitrat,salisilat dan benzoat.
Atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih electron disebut anion, karena dia tertarik anoda.Untuk mengetahui atau mengidentifikasi kebenaran dari anion dengan menggunakan reagensia yang ada.
Atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih electron disebut anion, karena dia tertarik anoda.Untuk mengetahui atau mengidentifikasi kebenaran dari anion dengan menggunakan reagensia yang ada.
2.1.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan
yang digunakan adalah larutan :
ü NaCL
ü H2SO4
ü AgNO3
ü Hg2(NO3)2
ü KI
ü Na2S2O3
ü NH4OH
ü CUSO4
ü HgCL2
ü K4Fe(CN)6
ü KCNS
ü Pb(CH3COO)2
ü HNO3
ü FeCL3
ü Na2CO3
ü Na2SO4
ü BaCl2
ü Na2B4O7
Alat
yang digunakan adalah :
ü Tabung
reaksi
ü Rak
tabung reaksi
ü Pipet
tetes
ü Spritus
ü Penjepit
tabung reaksi
Itulah
bahan dan alat yang digunakan untuk praktikum kimia analit pada analisis kualitatif anion dan kation.
2.1.3. Cara kerja dan kesimpulan
Anion
Klorida(CL¯)
Digunakan
larutan NaCL encer.
Masukkan
kedalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 4 ml larutan NaCL kemudian lakukan
percobaan berikut :
a. Berikan
larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan
terjadi reaksi. Panaskan larutan tersebut, amati apa yang terjadi! Catat
hasilnya.
b. Berikan
larutan perak nitrat (AgNO3), maka akan diperoleh endapan AgCl yang
berwarna putih. Ambilah endapan tersebut dan masukkan kedalam dua buah tabung
reaksi yang bersih, kemudian berikan pada tabung masing-masing laritan ammonia,
dan larutan asam nitrat. Perhatikan reaksi yang terjadi, endapan larut dalam
ammonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
c. Berikan
larutan Hg2(NO3)2 maka akan terbentuk endapan
Hg2CL2. Coba larutkan dalam ammonia, perhatikan apa yang
terjadi !
Anion
Iodida(I)
Digunakan
kalium iodida (KI)
Lakukan
langkah kerja seperti pada anion Klorida, kemudian lanjutkan dengan memberikan
pereaksi berikut ini :
a. Berikan
larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning dari AgI.
Bagi endapan menjadi 2 bagian kemudian ujilah endapan tersebut dengan larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya
tambahkan larutan ammonia, amati endapan larut apa tidak. Buktikan dengan
percobaan.
b. Berikan
larutan CuSo4 maka akan terbentuk endapan CuI dan I2 yang
larut dalam larutan natrium tiosulfat. Amati dan catat warna endapan.
c. Berikan
larutan HgCL2 maka akan terbentuk endapan HgI2, yang
larut dalam larutan KI berlebihan, membentuk HgI42-.
Amati warna endapan!
Anion
ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-).
Digunakan
larutan K4Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan larutan
pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua buah tabung
reaksi dan berikan pereaksi berikut ini :
a. Pada
larutan pertama tambahkan larutan timbal asetat, Pb(CH3COO)2,
maka akan terjadi endapan putih, endapan ini tidak larut dalam asam nitrat
encer. Buktikan !
b. Pada
larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak nitrat, maka akan
terbentuk endapan AgCNS yang berwarna putih.
c. Pada
tabung yang satunya berikan larutan FeCL3, maka akan terbentuk
senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.
Anion
Karbonat (CO3 -) dan Anion Tiosulfat (S2O3-).
Digunakan
larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3.
masukkan
larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua
kedalam dua buah tabung reaksi, dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut :
a. Larutan
pertama pada sebuah tabung reaksi tambahkan larutan AgNO3 ( perak
nitrat ) maka akan terbentuk endapan AgCO3, tambahkan AgNO3 berlebih.
Amati apa yang terjadi !
b. Pada
larutan kedua tambahkan tabung reaksi satu larutan asam sulfat encer maka akan
terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan belerang S.
c. Pada
tabung yang reaksi yangs satunya tambahkan larutan perak nitrat akan terbentuk
endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi
kuning, coklat dan akhirnya hitam karena terbentuk Ag2S.
Anion
Sulfat (SO42-).
Digunakan
larutan Na2SO4
Masukkan
kedalam 2 tabung reaksi 4 ml
a. Tambahkan
BaCL2, maka terbentuk endapan BaSO4.
b. Tambahkan
larutan Pb(CH3COO)6 (Pb asetat), maka akan terbentuk
endapan putih dari timbal, endapan ini larut dalam asam sulfat dan ammonia.
Buktikan !
Anion
Borat (BO33-)
Digunakan
larutan borax ( Na2B4O7 )
Masukkan
kedalam 2 buah tabung reaksi :
a. Tambahkan
larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan putih perak metaborat.
Jika dipanaskan terbentuk Ag2O berwarna hitam. Buktikan!
b. Tambahkan
larutan BaCL2, maka akan terbentuk endapan putih metaborat.
2.1.4. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1B Laporan Ke : 1
Tanggal Praktikum : 15 mei 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif
(Analisis Anion klorida )
Bahan :
NaCl, H2SO4, AgNO3, NH4OH, HNO3
Alat yang
dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1)a.
b.
c.
d.
e.
|
Anion klorida
NaCl + H2SO4
Dipanskan =>
NaCL + AgNO3
AgCl + NH4OH
AgCl + HNO3
|
-Tidak terjadi
reaksi
-timbul gelembung
-endapan putih
-larutan putih susu.
-larut sempurna
-endapan larut tidak sempurna
|
-
-
-NaCL
+ AgNO3 --à Na NO3 + AgCl
putih
-AgCL + 2NH4OH --à [Ag(NH3)2]Cl + 2H2O
-
|
-
-timbul asap dan bau merangsang
-endapan AgCL
Putih
-Endapan larut
-endapan sedikit larut
|
Asisten : Praktikan
:
( ) (ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1B Laporan Ke : 1
Tanggal Praktikum : 15 mei 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif {
anion Iodida (I) }
Bahan :
KI, AgNO3, Na2S2O3, NH4OH, CuSO4, HgCL2.
Alat yang
dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
2)a.
b.
c.
d.
e.
f.
h.
|
Anion iodide
KI +AgNO3
AgI + Na2S2O3
AgI + NH4OH
KI + CuSO4
CuI + Na2S2O3
KI + HgCL2
HgI2 + KI (berlebih)
|
-endapan warna kuning.
-larutan putih kekuningan.
-endapan larut tidak sempurna
.
-endapan tidak larut.
-endapan kuning
-larutan warna kuning.
-larut sempurna
-larutan warna orange.
-endapan orange pekat.
-larut sempurna
|
-KI +
AgNO3 --à AgI + KI (NO3)
--
--
--
--
--
|
-endapan AgI
kuning
-endapan sedikit larut.
-endapan lebih banyak.
-endapan Cu & I2
-endapan larut.
-endapan HgI2
-endapan larut.
|
Asisten : Praktikan :
( ) (ARIS
PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1B Laporan Ke : 2
Tanggal
Praktikum : 18 mei 2013
Acara
Praktikum :- identifikasi anion ferrosianida dan rhodanida
-
identifikasi anion karbonat dan thiosulfat
Bahan : K4Fe
(CN)6, KCNS, Pb(CH3COOH)2, HNO3,AgNO3,
FeCL3, Na2CO3, H2SO4.
Alat yang
dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
|
Anion ferrosianida dan rhodanida.
K4Fe(CN)6
+ Pb(CH3COOH)2
Pb2Fe(CN)6
+ HNO3
KCNS +
AgNO3
KCNS +
FeCl2
Anion
karbonat dan thiosulfate.
Na2CO3 +AgNO3
Ag2CO3 + AgNO3 (berlebih)
Na2S2O3+H2SO4
Na2S2O3+AgNO3
|
-warna
larutan putih kekuningan.
-endapan
putih
-larutan
warna hijau.
-larutan
warna putih
-endapan
warna putih.
-larutan
warna merah ferri rhodanida.
-endapan
putih
-larutan
warna putih.
-endapan
putih
-larutan
putih pekat.
-larutan
warna kuning
-terbentuk
gas yang berbau merangsang dari H2S.
-terbentuk
endapan yang awalnya putih menjadi kuning berubah menjadi coklat dan akhirnya
menjadi warna hitam.
|
K4Fe(CN)6
+ Pb(CH3COOH)2 --à Pb2Fe(CN)6 + CH3COOK
Pb2Fe(CN)6
+ HNO3 --à
Pb2Fe(NO3) + HCN
KCNS +
AgNO3 --à AgCNS + KNO3
- KCNS +
FeCL2 --à FeCNS + KCL2
- Na2CO3
+ AgNO3 --à
NaNO3 + Ag2CO3
-
-Na2S2O3
+ H2SO4 --à
Na2SO4 +
H2S2O3
-Na2S2O3
+ AgNO3 --à
NaNO3 +
Ag2S2O3
|
-endapan
Pb2Fe(CN)6
Putih
-endapan
tidak larut.
-endapan
AgCNS
Putih.
-
senyawa kompleks berwarna merah ferri rhodanida.
-endapan
Ag2CO3 putih.
-Endapan
lebih banyak dan tidak larut.
-endapan
blerang S
-endapan
putih Ag2S2O3
Menjadi
endapan hitam karena terbentuk Ag2S
|
Asisten : Praktikan :
( ) (ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1B Laporan Ke : 4
Tanggal
Praktikum : 22 mei 2013
Acara
Praktikum :
identifikasi anion sulfat (SO4 2- )
dan anion Borat (Ba33-)
Bahan : Na2SO4 ,
BaCL2, Pb(CH3COOH)2, H2SO4, Na2B4O7, AgNO3
Alat yang
dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
|
Anion
sulfat
NaSO4 +
BaCL2
BaSO4+
Pb(CH3COO)2
Pb(SO4)2+H2SO4
Anion
Borat
Na2B4O7+AgNO3
Dipanaskan
è
Na2B4O7+BaCL2
|
-larutan
putih
-endapan
putih
-larutan
putih
-endapan
putih
-larutan
bening
-endapan
putih
-larutan
keruh
-endapan
putih
-larutan
hitam kecoklatan
Endapan
hitam
-endapan
putih
-larutan
bening
|
-NaSO4+BaCL2--àNaCL2+BaSO4
-BaSO4+Pb(CH3COO)2--à
BaCH3COO+Pb(SO4)2
-Pb(SO4)2
+ H2SO4--à
Pb(SO4)2
+ H2SO4
-Na2B4O7+AgNO3--à
Na2O3+Ag(BO2)2
-Na2B4O7+AgNO3--à Na2O3 +Ag2O
-Na2B4O7+BaCL
--à Na2CL+Ba(BO2)2
|
-endapan
BaSO4 putih.
-endapan
tidak larut
-endapan
Pb(SO4)2
-endapan
tidak larut sempurna
-endpan
Ag(BO2)2
-endapan
Ag2O
Hitam
-endapan
Ba(BO2)2
|
Asisten : Praktikan
:
2.2.
Analisis Kation.
Metode dalam melakukan analisis ini dilakukan secara
konvensional, yaitu memakai cara visual
yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang
mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu
mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya
disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok
ion tersebut.
Kelompok
ion-ion tersebut adalah:
·
golongan klorida (I),
·
golongan sulfide(II),
·
golongan hidroksida (III),
·
golongan sulfide (IV),
·
golongan karbonat (V),
·
dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida,
golongan II menghasilkan sejumlah endapan garam sulfida,
golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan
endapan sulfide yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan
endapan karbonat.
Kesimpulan
kation adalah Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua
kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui
dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak
sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan
pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan
padat harus dilarutkan dahulu. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian
menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda
sifat fisiknya (Harjadi, 1993).
2.2.1. Dasar Teori
Pengujian
kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan
dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu
mengelompokkan sekelompok ion – ion. Mula-mula dicoba dalam keadaan dingin lalu
dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat larutan harus diuapkan sampai
sebagaian besar HCl habis. Bila larutan HNO3 atau air raja, maka semua asam
harus dihilangkan dengan cara menguapkan larutan sampai hampir kering, kemudian
ditambahkan sedikit HCl, diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan
dengan air.
Idetifikasi
kation berdasarkan H2S Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan
melakukan uji menggunakan pereaksi - pereaksi yang spesifik, meskipun agak
sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation.
Klasifikasi
kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan
berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel,
1990)
Golongan-golongan
kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
·
Golongan I : membentuk endapan dengan
asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal,
raksa, dan perak.
·
Golongan II : membentuk endapan dengan
hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam
golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
·
Golongan III : membentuk endapan dengan
ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel,
besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
·
Golongan IV : membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau
sedikit asam.
·
Golongan V : disebut juga golongan sisa
karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion
kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium.
Ammonium, litium, dan hydrogen.
Sebelum
dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah
cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan larutan cuplikan
yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat dicoba dahulu secara
berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat,
air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1).
Golongan kation.
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khasnya adalah
sebagai berikut :
Ø Golongan
I : Kation-kation golongan ini membentuk endapan putih dengan asam klorida
(HCl) encer. Kation-kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium I (Hg+),
dan perak (Ag+).
Ø Golongan
II : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl),
tetapi membentuk endapan sulfida dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana
asam mineral encer.
Kation-kation
golongan ini dibagi ke dalam 2 sub golongan yaitu :
II A (Golongan Tembaga)
II A (Golongan Tembaga)
1). Merkurium II (Hg+2)
2). Tembaga II (Cu+2)
3). Bismut (Bi)
4). Kadmium (Cd+2)
2). Tembaga II (Cu+2)
3). Bismut (Bi)
4). Kadmium (Cd+2)
II B (Golongan Arsen)
1). Arsenik III (As+3)
2) . Arsenik V (As+5)
3) . Stibium V (Sb+5)
4) . Timah II (Sn+2)
5) . Timah V (Sn+5).
2) . Arsenik V (As+5)
3) . Stibium V (Sb+5)
4) . Timah II (Sn+2)
5) . Timah V (Sn+5).
Apabila telah
mengendap dapat dibedakan dengan reaksi amonium polisulfida di mana golongan II
A melarut dan golongan II B mengendap.
Ø Golongan
III : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl) encer
ataupun dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam mineral encer,
melainkan membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau
sedikit basah.
Kation-kation
golongan ini adalah
o
kobalt II (Co+2),
o
nikel II (Ni+2),
o
besi II (Fe+2),
o
besi III (Fe+3),
o
aluminium (Al),
o
seng II (Zn+2),
o
mangan II (Mn+2).
Ø IV
: Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II dan
III. Kation-kation ini membentuk endapan karbonat dengan amonium karbonat
(NH4)2CO3 dengan adanya amonium klorida (NH4Cl) dalam suasana netral atau sedikit
asam.
Kation-kation
golongan ini adalah :
ü kalsium
II (Ca+2),
ü Golongan
strontium II (Sr+2)
ü dan
barium II (Ba+2).
Ø Golongan
V : Kation-kation golongan ini disebut
sebagai kation golongan sisa karena tidak membentuk endapan dengan reagensia sebelumnya
seperti halnya reagensia-reagensia yang digunakan untuk memisahkan
kation-kation golongan I sampai IV. Kation-kation golongan ini adalah magnesium
(Mg), natrium (Na), kalium (Ka), litium (Li), dan hidrogen (H).
(Vogel,1990).
Reagen
yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel
yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH,
K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang
dibuat dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi
meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya
kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.
Kation
yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation Ag+, Fe3+,
Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen (pereaksi)
tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan
karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi dalam setiap sampel.
Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji kation ini adalah dengan
penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+, penambahan larutan
K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan NaOH pada
uji kation Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN
dan K4Fe(CN)6 serta penambahan larutan HgCl2 untuk menguji
kation Sn2+. Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak
semuanya berreaksi dengan reagennya masing – masing membentuk endapan. Pada
proses uji kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan
perubahan baik secara fisik maupun kimia setelah penambahan reagennya masing –
masing. Sebab larutan tidak mengalami perubahan warna dan juga tidak membentuk
endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel tersebut memang tidak terdapat
jenis kation – kation yang dapat berreaksi dengan reagen. Dengan kata lain,
sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung ion Ag+, Pb2+,
Fe3+ maupun Sn2+.
Satu
– satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation – kation
ini adalah ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam
identifikasi kation Bi3+. Pada pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan
perubahan yang sangat mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan
sampel yang semula bening, setelah penambahan NaOH larutan berubah menjadi
keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
sampel tersebut dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab
dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap
reagen NaOH.
2.2.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan adalah larutan
:
a. AgNo3
b. NaCL
c. NaOH
d. K2CrO4
e. KI
f. NH4OH
g. HNO3
h. Na2S2O3
i.
CUSO4
j.
Na2CO3
k. (NH4)2CO3
l.
AlCL3
m. KOH
n. FeCL3
o. HCL
p. K4Fe(CN)6
q. NiSO4
r.
Ba(NO3)2
s. KCNS
t.
MgCL2
u. CdSO4
Alat
yang digunakan adalah :
ü Tabung
reaksi
ü Rak
tabung reaksi
ü Pipet
tetes
ü Spritus
ü Penjepit
tabung reaksi
ü Pengaduk
2.2.3.
Cara Kerja dan Kesimpulan.
Pada
analisa kation ini hanya dipilih beberapa kation saja, dengan alasan pemilihan
sudah mewakili tiap golongan, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia
untuk Praktikum.
§
KATION GOLONGAN I : Ag+
Perak
(Ag+)
Digunakan
larutan AgNO3.
Masukkan
kira – kira 4 ml larutanAgNO3 pada empat buah tabung reaksi,
kemudian tambahkan pereaksi berikut ini :
§
Asam Klorida encer, maka akan terbentuk
endapan AgCL putih yang larut dalam larutan ammonia.
§
NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O
berwarna coklat, endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
§
Kalium kromat netral maka akan terjadi
endapan merah perak kromat, endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
§
KI, maka akan terbentuk endapan AgI yang
berwarna kuning,sedikit larut dalam ammonia, dan larut sempurna dalam natrium
tiosulfat. Buktikan !
§
KATION GOLONGAN II : Cu2+ ; Cd2+
Kupri
(Cu2+).
Digunakan
larutan CuSo4.
Masukkan
larutan kedalam tiga buah tabung reaksi, masing – masing tambahkan pereaksi berikut
:
a. NaOH,
maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2. Jika dipanaskan
terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b. Na2CO3,
maka akan terjadi endapan hijau biru dari basa karbonat. Pada penambahan Na2CO3
berlebihan maka akan terbentuk Kristal CuCO3, dan Cu(OH)2H2O,
endapan tersebut larut dalam ammonia.
c. NH4OH,maka
akan terjadi endapan hijau dari garam basa, jika ditambah Ammonia berlebihan
akan larut, larutan menjadi warna biru.
d. KI,
maka akan terjadi endapan putih CuI2 dan I2 bebas yang
menyebabkan larutan berwarna coklat. Buktikan !
§ KATION
GOLONGAN III : Al3+ ; Fe3+
; Ni2+ .
Alumunium
(Al3+)
Digunakan
larutan AlCl3.
Masukkan
larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing
pereaksi berikut ini :
a. NH4OH,maka
akan terjadi endapan putih Al(OH)3, yang tidak larut dalam air.
b. KOH,
maka akan terjadi endapan putih Al(OH)3, endapan ini larut dalam KOH
berlebihan. Buktikan !
Ferri
(Fe3+)
Digunakan
larutan ferri klirida.
Masukkan
larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing
pereaksi berikut ini :
a. Larutan
KOH, maka akan terjadi endapan Fe(OH)3, yang berwarna coklat.
Endapan ini larut dalam asam diantaranya adalah (HCl, H2SO4,
CH3COOH).
b. Larutan
K4Fe(CN)6, maka
akan terjadi warna biru karena terbentuk ferri ferro sianida.
c. Larutan
KCNS, maka akan terjadi larutan berwarna merah ferri rhodanida. Buktikan !
Nikel
(Ni2+)
Digunakan
larutan NiSO4.
Masukkan
larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing
pereaksi berikut ini :
a. Larutan
NaOH, maka akan terjadi endapan Ni(OH)2, perhatikan apa Yang terjadi
jika dilarutkan dalam HCl atau HNO3.
b. Larutan
NH4OH, maka akan terjadi endapan hijau, yang larut dalam ammonia
berlebihan. Amati apa yang terjadi.
c. Larutan
K2CrO4, dalam
keadaan panas ( dipanaskan ) terjadi endapan coklat dari Na2CrO4.NiO.
§ KATION
GOLONGAN IV Ba2+ dan Mg2+.
Barium
(Ba2+).
Digunakan
larutan Barium Nitrat.
Masukkan
larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing
pereaksi berikut ini :
a. Larutan
K2CrO4, terbentuk endapan kuning barium kromat.
b. Larutan
asam sulfat encer, terbentuk endapan BaSO4 putih, berbentuk koloid.
Magnesium
(Mg2+).
Digunakan
larutan MgCl2.
Masukkan
larutan tersebut kedalam 1 buah tabung reaksi, kemudian berikan masing – masing
pereaksi berikut ini :
Larutan
NaOH, maka terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2. buktikan !
§ KATION
GOLONGAN V : NH4+.
Ammonium
(Mg2+).
Digunakan
larutan ammonium hidroksida.
Masukkan
larutan tersebut kedalam 1 buah tabung reaksi dan tambahkan Larutan NaOH, ambil
pengaduk gelas basahi dengan HCl (P), taruh diatas tabung reaksi, jika perlu
dengan pemanasan. Amati apa yang terjadi.
2.2.4. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1 B Laporan
Ke : 4
Tanggal Praktikum : 24 mei 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif
(Analisis Kation Golongan I Perak )
Bahan : AgNO3
, HCL, NaOH, NH4OH, HNO3, K2CrO4,
Na2S2O3
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1a.
b.
c.
|
AgNO3+HCL
AgCL+NH4OH
AgNO3+ NaOH
Ag2O3+ NH4OH
Ag2O3+ HNO3
AgNO3+ K2CrO4
AgCrO4+ NH4OH
AgCrO4+ HNO3
|
Larutan putih
Endapan Putih
Endapan tidak larut sempurna
Endapan warna coklat
Larutan warna coklat
Larutan warna
bening
Larutan warna putih
Endapan warna merah
Larutan warna kuning
Larutan kuning
Larutan kuning
|
AgNO3+HCL→AgCL+HNO3
AgCL+NH4OH→Ag(NH3)2CL+2H2O
2AgNO3+NaOH→Ag2O+NaH(NO3)2
Ag2O3+
NH4OH→Ag2OH+ NH4O3
Ag2O3+
HNO3→Ag2H+ NO3 O3
AgNO3+
K2CrO4→AgCrO4+ K2NO3
AgCrO4+NH4OH+→Ag(NH3)2Cr4+2H2O
|
terbentuk
endapan AgCL
garam
kompleks Ag(NH3)2CL
terbentuk endapan Ag2O
endapan
larut sempurna
endapan
larut tidak sempurna
terjadi
endapan merah kromat
endapan
larut sempurna
endapan
larut tidak sempurna
|
Asisten : Praktikan :
( ) (ARIS
PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1 B Laporan Ke : 4
Tanggal Praktikum : 24 mei 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif (
Analisis Kation Golongan I Perak )
Bahan : AgNO3
, NaCL, NaOH, NH4OH, HNO3, K2CrO4,
Na2S2O3,
KI
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
d.
|
AgNO3+KI
Agl+NH4OH
Agl+Na2S2O3
|
Larutan kuning
Endapan kuning
Endapan kuning larutan kuning
Endapan kuning larutan kuning
|
AgNO3+KI→AgI+KNO3
Agl+NH4OH→AgOH+
NH4l
|
terbentuk
endapan Agl yang warna kuning
endapan
larut tidak sempurna
endapan
larut tidak sempurna
|
Asisten : Praktikan
:
( ) ( ARIS PRASETIO)
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1B Laporan Ke : 5
Tanggal
Praktikum : 29 mei 2013
Acara
Praktikum :
identifikasi kation golongan II { Bi(NO3)2 }
Bahan : Bi(NO3)2,
NH4OH, NaOH, KI, CuSO4
Alat yang
dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1.a.
b.
c.
|
Bi(NO3)2+NH4OH
-Bi(OH)2NO3+
NH4OH(berlebih)
Bi(NO3)2+NaOH
-Bi(OH)2+NaOH
(berlebih)
Bi(NO3)2
+ KI
-BI I3 +
KI
(berlebih)
|
-larutan
bening
-endapan
putih
-larutan
bening
-endapan
tidak larut sempurna
-larutan
bening
-endapan
putih
-larutan
bening
-endapan
putih
-larutan
warna hitam
-endapan
hitam
-larutan
warna cokelat
-endapan
cokelat
|
Bi(NO3)2+NH4OH
à NH4+Bi(OH)2.NO3
__
-Bi(NO3)2+NaOH
à NANO3+Bi(OH)2
__
-Bi(NO3)2
+ KI à K2NO2 + Bi I3
__
|
-endapan
Bi(OH)2.NO3
-endapan
tidak larut sempurna
-endapan
Bi(OH)2
Putih
-endapan
larut tidak sempurna
-endapan
Bi I3
hitam
-endapan
larut
|
Asisten : Praktikan
:
( ) (
ARIS PRASETIO)
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1B Laporan Ke : 5
Tanggal
Praktikum : 29 mei 2013
Acara
Praktikum :
identifikasi kation golongan II (SnCL2)
Bahan : SnCL2,
NAOH, NH4OH, H2SO4, HNO3
Alat yang
dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Pipet Tetes
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1.
a.
-
b.
-
|
Kation
SnCL2
SnCL2 +
NaOH
Sn(OH)2+NH4OH
SnCL2 +
H2SO4
SnSO4 +
HNO3
|
-larutan
putih
-endapan
putih
-larutan
putih
-endapan
putih
-larutan
bening
-endapan
putih
-larutan
bening
-endapan
putih
|
SnCL2 +
NaOH à NaCL + Sn (OH)2
Sn(OH)2
+ NH4OH à NH4Sn + H2O
-SnCL2 +
H2SO4 à H2CL2 + SnSO4
-SnSO4 +
HNO3 à SnO3 + HNSO4
|
-endapan
Sn(OH)2
putih
-endapan
larut tidak sempurna
-endapan
SnSO4
putih
-
endapan larut tidak sempurna
|
Asisten : Praktikan :
( ) (
ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
7100120128
Rombongan : 1B Laporan Ke : 5
Tanggal Praktikum :
29 mei 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif (
Analisis Kation Golongan II Kupri)
Bahan : CuSO4,
NaOH, NH4OH, Na2CO3, KI, CuI & I2
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes, spritus, penjepit
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
2a.
b.
c.
d.
|
CuSO4+NaOH
Dipanaskan
CuSO4+
Na2CO3
-CuCO3+Na2CO3
(berlebih)
-CuCO3+NH4OH
CuSO4+NH4OH
Cu(OH)2+NH4OH
berlebihan
CuSO4+KI
|
-larutan biru
-endapan biru
-larutan hitam
-Endapan berwarna Hitam
-Endapan warna Biru
-Larutan warna Biru
-Larutan warna biru
Endapan warna biru
-larutan biru tua
-Endapan larut sempurna
-Endapan hijau
-Larutan warna biru
-Larutan biru
-endapan larut sempurna
-larutan kuning
|
CuSO4+NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4
CuSO4+NaOH
à
CuO+NaSO4
-CuSO4+ Na2CO3→CuCO3+NaSO4
CuCO3+Na2CO3àNa2CO3+CuCO3
-CuCO3+NH4OH
àCuOH+NH4CO3
CuSO4+NH4OH→Cu(OH)2+(NH4)SO4
___
___
|
-terbentuk
endapan
Cu (OH)2
-terbentuk
CuO hitam
-endapan
CuCO3 (hijau biru)
-endapan
bertambah banyak, terbentuk Kristal CuCO3.dan Cu(OH)2.H2O
-endapan biru dari garam basa
-endapan larut sempruna
-endapan
Cu(OH)2
-endapan
larut sempurna
-terjadi
endapan putihCuI&I2 bebas
|
Asisten : Praktikan
:
( ) ( ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1 B Laporan Ke : 6
Tanggal Praktikum : 1 Juni 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif ( Analisis
Kation Golongan III Al3+)
Bahan :
AlC3,KOH, NH4OH, Aquadest
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes,
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
a.
b.
|
AlCL3+ NH4OH
Al(OH)3+Aquades
AlCL3+ KOH
Al(OH)3+KOH
berlebih
|
-larutan bening
-endapan putih
-larutan bening
-endapan putih
-Endapan larut sempurna
-larutan bening
-endapan larut
|
AlC3+3 NH4OH→Al(OH)3+3NH4CL
AL(OH)3+aquadest
à
Al(OH)3+H2O
AlCL3+ 3KOH→ Al(OH)3
+3KCL-
Al(OH)3
+ KOH à
AlOH +
K(OH2)3
|
terbentuk
endapan Al(OH)3
-endapan
tidak larut sempurna
-terbentuk
endapan Al(OH)3
-endapan
larut sempurna
|
Asisten : Praktikan :
(
) ( ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1 B Laporan
Ke : 6
Tanggal Praktikum : 10 maret 2012
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif (
Analisis Kation Golongan III Fe3+)
Bahan : FeCL3,
KOH, HCL, KCNS, K4Fe(CN)6
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes,
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
a.
b.
c.
|
FeCL3+KOH
Fe(OH)3+H2SO4
FeCL3+
K4Fe(CN)6
FeCL3+KCNS
|
-larutan
cokelat
-endapan
cokelat
-larutan kuning
-endapan tidak larut
-larutan biru
-endapan biru
-larutan merah
-endapan merah
|
FeCL3+3KOH→Fe(OH)3+3KCL
Fe(OH)3+H2SO4à H2(OH)3+FeSO4
FeCL3+
K4Fe(CN)6→
2Fe2(CN)6+8KCL
FeCL3+3KCNS →Fe(CN)3+3KCL
|
-terbentuk
endapan Fe(OH)3
-endapan
tidak larut sempurna
-endapan
berwarna biru kehitaman
karena
terbentuk ferrosianida
Fe2Fe(CN)6
-endapan
berwarna merah ferri Rhodanida
larutan
merah kehitaman.
K2Fe(CN)6
|
Asisten : Praktikan
:
( ) (
ARIS PRASETIO)
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan :1B Laporan Ke : 7
Tanggal Praktikum : 4 juni 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif (
Analisis Kation Golongan III Ni2+)
Bahan : NiSO4,
NaOH, HNO3, NH4OH, K2CrO4
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes, spritus, penjepit
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
a.
b.
c.
|
NiSO4+
NaOH
-Ni(OH)2+HCL
NiSO4+ NH4OH
+ NH4OH berlebih
NiSO4+
K2CrO4
Dipanaskan è
|
-endapan
hijau
-larutan
hijau
-larutan bening
Endapan
larut sempurna
-larutan hijau
-endapan hijau
-larutan
biru
-endapan
larut
-larutan
warna kuning
-larutan
cokelat
-endapan
cokelat
|
NiSO4+
NaOH→NiOH+NaSO4
NiSO4+ NH4OH →NiOH+ NH4(SO4)
NiSO4+
K2CrO4→NiCrO4+K2(SO4)
|
-Endapan
hijau Ni(OH)2
-endapan
larut sempurna
-endapan
hijau
-endapan
larut dengan sempurna
-endapan
coklat dari Na2CrO4.NiO
|
Asisten : Praktikan
:
( ) ( ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan 1B Laporan Ke : 7
Tanggal Praktikum : 4 Juni 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation
Golongan IV Ba2+Mg2+)
Bahan : Ba(NO3)2,
H2SO4, MgCL2, NaOH, K2CrO4
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes,
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
1.a.
b.
2.a.
|
Ba(NO3)2+K2CrO4
Ba(NO3)2+
H2SO4
MgCL2+
NaOH
|
-larutan
kuning
-endapan
kuning
-larutan
putih
-endapan
putih susu.
-larutan putih
-endapan putih
|
Ba(NO3)2+K2CrO4→
BaCrO4+(NO3)2K2
Ba(NO3)2+
H2SO4→
BaSO4+(NO3)2
H2
MgCL2+
NaOH→
MgOH+NaCL2
|
-endapan
BaCrO4
-endapan
BaSO4 putih
Endapan
putih dari Mg(OH)2
|
Asisten : Praktikan :
( ) (
ARIS PRASETIO )
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : ARIS PRASETIO No.mhs :
710012028
Rombongan : 1 B Laporan Ke : 7
Tanggal Praktikum : 4 Juni 2013
Acara Praktikum : Analisis Kualitatif ( Analisis Kation
Golongan V NH4+)
Bahan : NH4OH,
HCL, NaOH,
Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi,
Pipet Tetes, pengaduk tabung reaksi
No
|
Percobaan
|
Pengamatan
|
Reaksi
|
Kesimpulan
|
|
NH4OH+
NaOH
Diaduk
dgn pengaduk gelas yg dibasahi dgn HCL(P) ditaruh diatas tabung reaksi
|
Terjadi
Reaksi
Terjadi Reaksi
|
NH4OH+NaOH+HCL→NH4OH+NaCL+H2O
|
Endapan
kuning barium kromat
Larutan
kuning
Terdapat
gas yg mengarah dari atas kebawah
Aroma
menyengat
|
Asisten : Praktikan
:
( )
( ARIS PRASETIO)
BAB III
ANALISIS KUANTITATIF
Analisa
Kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang
terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel atau contoh. Kuantitatif menentukan perbandingan relatif dari
penyusun-penyusun tersebut, dan penentuan kadar dari masing-masing komponen.
Analisa
dapat dilakukan dengan cara melarutkan, menguapkan, menyuling, mengkristalkan,
mengendapkan, menyaring atau mendekantasi. Perubahan menunjukkan adanya reaksi
kimia, seperti:
·
Terjadinya endapan
·
Perubahan warna endapan
·
Timbulnya gas
·
Timbulnya bau
·
Perubahan warna larutan
·
Dan lain sebagainya
3.1.
Dasar Teori
SIDIMETRI
DAN ALKALIMETRI
(Titrasi
Asam Asetat Dengan Natrium Hidroksida)
Berdasarkan
atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis volumetrik
dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang terdiri dari alkalimetri
dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan
larutan garam terhidrolisis dari asam lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan
titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa
lemah. (Keenan, 1986).
Semua
metoda titrimetri tergantung pada larutan standar yag mengandung sejumlah
reagen persatuan volume larutan dengan ketepatan yang tinggi.
Metode volumetri diklasifikasikan menjadi
titrasi asam-basa, titrasi redoks, titrasi pengandapan dan titrasi
kompleksometri (Khopkar, 1990)
Titrasi
biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yang diperlukan
untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik
ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan
titik akhir. Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda ntuk
setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat
dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri, kesalahan
titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 1995).
Teknik
Volumetri dan Gravimetri menjadi alternatif metoda analisis yang mempunyai
ketertelusuran tertinggi, karena metoda tersebut mempunyai ketertelusuran yang
terdekat ke standar nasional maupun standar internasional. Untuk dapat
melakukan analisis secara volumetri dan gravimetri yang baikdan benar
diperlukan pengetahuan yang cukup, karena metoda ini dapat menjadi metoda acuan
untk metoda pengukuran lainnya (http://www.kimia-lipi.net/index).
Metode
pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa)
yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian
ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya. Jadi apabila
larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai
larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai karena
merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium
maupun industri (riset dan pengembangan). Pada pengukuran konsentrasi larutan
dengan menggunakan metode titrasi asam-basa, biasanya cara umum yang sering
dilakukan adalah dengan menetesi larutan yang diuji, yang sebelumnya telah
diberi larutan indikator, dengan larutan uji. Ditetesi hingga terjadi perubahan
warna dari larutan indikator, apabila terjadi perubahan warna yang disebut
titik akhir maka penetesan larutan uji dihentikan (http://chem-is-try.org).
Kemudian
nilai konsentrasi larutan yang diuji dihitung berdasarkan cara yang telah
ditetapkan dalam metode titrasi. Pada metode ini mata manusia memegang peranan
penting dalam pengamatan terjadinya perubahan warna, juga dalam pengendalian
proses yang berlangsung,dan penentuan nilai konsentrasi larutan, perhitungannya
dilakukan secara manual. Dengan menggunakan cara ini terdapat beberapa
kelemahan antara lain kesalahan paralaksi dan memerlukan waktu yang relatif
lama untuk perhitungan atau penentuan nilai konsentrasi larutan. Karena setiap
individu dengan individu yang lainnya relatif berbeda, dalam pengamatan dan
penghitungannya tergantung pada ketelitian masing-masing individu (http://www.elektroindonesia.com)
ARGENTO
METRI
Argentometri
merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk menentukan kandungan
senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak
nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal juga dengan titrasi pengendapan yang
melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Titrasi
argentometri dibedakan menjadi 4 metode, yaitu :
1.
Metode Mohr
Metode
ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan bromida dalam suasana
netral dengan larutan standar perak nitrat dengan penambahan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Mula-mula
titrasi berlangsung dengan pembentukan
endapan perak klorida. Jika titik
ekuivalen telah tercapai, maka perak nitrat akan bereaksi dengan kromat
menghasilkan endapan perak kromat yang berwarna merah.
2.
Metode Volhard
Metode
ini digunakan untuk menentukan kandungan perak dalam suasana asam dengan
larutan standar kalium atau amonium tiosianat berlebih. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara
jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai
indikator yang membentuk warna merahdari kompleks besi (III) tiosianat dalam
suasana asam nitrat 0,5 – 1,5 N. Titrasi
ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan
menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat diamati.
3.
Metode K.Fajans
Metode
ini digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik ekuivalen. Indikator
akan teradsorpsi oleh endapan.
Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi
pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga agar tidak membentuk koloid.
4.
Metode Liebig
Metode
ini titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan terbentuknyakekeruhan. Ketika
larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk
endapan putih, tetapi pada penggojokan larut kembali karena terbentuk kompleks
sianida yang stabil. Jika reaksi telah sempurna, penambahan larutan perak
nitrat lebih lanjut akan menghasilkan endapan perak sianida. Titik akhir
ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap. Kendala dalam menentukan titik akhir
dengan tepat disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut pada
saat mendekati titik akhir titrasi.
Dasar
Teori menguraikan teori, temuan, dan bahan referensi lain yang diperoleh dari
acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan suatu praktikum. Dasar Teori
dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam praktikum
yang mengacu pada Daftar Pustaka. Sumber pustaka yang digunakan diiusahakan
pustaka terbaru, relevan dan asli dari buku, artikel, atau jurnal ilmiah. Dasar
teori Praktikum Penentuan Kandungan
Klorida Menggunakan Metode Titrasi Argentometri dapat menguraikan definisi
titrasi argentometri menggunakan referensi buku-buku kimia analitik
kuantitatif. Uraikan juga macam-macam metode titrasi argentometri disertai prinsip analisis, reaksi dan
aplikasinya. Jika prinsip argentometri
telah disusun, uraikan tentang praktikum yang akan dilakukan, dalam hal ini
difokuskan pada penentuanklorida dengan titrasi argentometri. Tuliskan metode argentometri yangdigunakan,
prinsip, reaksi, aspek kuantitatif atau perhitungan yang digunakan untuk
menentukan kadar.
3.2.
Bahan dan Alat Percobaan
bahan
yang digunakan adalah larutan :
a. HCLxN
b. Borax
c. Aquades
d. Indicator
m.o
e. NaOH
yN
f. Indicator
p.p
g. AgNo3
cN
h. Nacl
i.
K2cr03
j.
NaOH
k. AgNO3
l.
Na2CO3
m. HCL
n. KMnO4
o. Campuran
cuplikan ferro+ferri
p. H2SO4
Alat
Percobaan yang digunakan adalah :
a. Buret
b. Erlenmeyer
c. Pipet
ukur
d. Gelas
ukur
e. Pipet
tetes
3.3.
Cara Kerja dan Kesimpulan
ASIDI
DAN ALKALIMETRI
1. Standardisasi
larutan HClxN.
Prosedur :
a. Ambil
larutan HClxN dimasukkan kedalam buret 50 ml.
b. Ambil
dan timbang 0,200 gr borax, larutkan dengan aquades menjadi 100 ml.
c. Masukkan
kedalam borax 25 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes indicator m.o.
d. Titrasi
larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna.
e. Catat
volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan
:
Volume
HCl rata-rata = v ml
Normalitas
HCl = Nx
Berat
Borax = 200 gr
Mr
Borax (Na2B4O7.10H2O) = 381,2
Maka,
2. Standardisasi
larutan NaOHyN.
Prosedur :
a. Ambil
cuplikan larutan NaOHyN
sebanyak 10 ml masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Tambahkan
larutan tersebut aquades menjadi 15 ml, tambahkan indicator p.p 2-3 tetes.
c. Larutan
Titrasi larutan HCLxN pada no 1, sampai terjadi perubahan warna.
d. Catat
volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan
:
Volume
HCl rata-rata =
A ml
Normalitas
HCl =
Nx (hasil standardisasi no 1)
Maka, Ny
ARGENTO METRI
1. Standardisasi
larutan AgNO3 cN.
Prosedur
:
a. Ambil
cuplikan larutan AgNO3 cN masukkan kedalam buret 250 ml.
b. Ambil
10 ml NaCL masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium kromat 1,0
ml.
c. Titrasi
dengan larutan a. sampai terjadi perubahan warna yang tidak hilang (merah
bata).
d. Cata
volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan
:
Maka,
2. Menetapkan
kadar garam dapur dengan cara Mohr .
Prosedur
:
a. Timbang
2.95 gr / 500 ml, masukkan kedalam labu bakar.
b. Ambil
25 ml NaCL masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium kromat 1,0
ml.
c. Titrasi
dengan larutan AgNO3 cN pada percobaan no 1, sampai terjadi
perubahan warna yang tidak hilang (merah bata).
d. Cata
volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan
:
Kadar
MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN
Percobaan
1:
“Menetapkan
Campuran NaOH dan Na2CO3”.
Bahan
yang digunakan larutan campuran ( NaOH dan Na2CO3 )
Reaksinya
:
NaOH
+ HCl ------------> NaCl + H2O (titik ekivalen I)
Na2CO3
+ HCl ------------>
NaCl + NaH CO3
NaH
CO3+ HCl ------------>
NaCl + H2O + CO2 (titik
ekivalen I)
Prosedur
:
a. Diambil
25 ml cuplikan larutan campuran, masukkan dalam erlenmeyer.
b. Tambahkan
25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p .
c. Titrasi
dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna merah hilang.
d. Catat
volumenya (Va), tambahkan lagi larutan pada erlenmeyer indicator m.o .
e. Titrasi
dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat
volumenya (Vb). Ulangi titrasi sampai 2 kali.
Dari
percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :
NaOH = ( Va – Vb ) x 0,1 x Mr NaOH mgr
Na2CO3 = 2 x Vb x 0,1 x Mr Na2CO3
mgr
Hitung
juga kadarnya dalam prosen ( % ).
Percobaan
2 :
“
Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran “.
Prosedur
:
a. Diambil
25 ml larutan campuran ferro + ferri, masukkann kedalam erlenmeyer tambahkan 10
ml asam sulfat.
b. Titrasi
dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya
c. Catat
volume larutan (V1). Sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan
:
Dalam
20 ml larutan campursn cuplikan mengandung :
Ferro
= V1 x N KMnO4 x
56 mgr.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
KUANTITATIF
Laporan ke : 9
Nama Mahasiswa : ARIS
PRASETIO No. Mhs :710012028
Jurusan : Pertambangan Kelompok : 1B
Acara : Asidi dan Alkalimetri
Bahan : HCLxN,
Borax, Aquadest, indicator m.o
Alat : Buret,
Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 25ml dan 10 ml, statif
Standarisasi
larutan HCl x N
Cara Kerja :
Cuplikan larutan HCL x N dimasukan ke dalam buret 50 ml.
Masukan larutan Borax (NA2B4O7.10 H2O
) 25 ml kedalam erlenmeyer 250 ml, warna mula-mula larutan menjadi oranye.
Kemudian tambahkan 2 tetes indicator m.o. Titrasi larutan dengan langkah kerja
awal, sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Adanya perubahan warna
merupakan petunjuk bahwa titik ekivalen telah tercapai. Volume HCl x N yang
digunakan rata-rata sebanyak 4 ml, ulangi
titrasi sampai dua kali.
Reaksi :
B4O7- + 2 H+ + 5
H2O 4H3BO3
Pengamatan :
-
Pembacaan
buret sampai 0.01 ml
-
V1= 3,8 ml
V2= 4,2 ml
-
Rata – rata
volume HCl terpakai = V1+V2= 3,8+4,2 = 8
= 4 ml
2 2
2
Perhitungan : Volume HCl rata-rata = V = 4 ml
Normalitas HCl =
Nx
Mr Borax = 381,2
Berat Borax = 200 mgr
Maka N x = 2. 200 . 1 . 25 = 2
. 200 . 1 . 25 = 0,06 N
Mr . v . 100
381,2 . 4. 100
-
Normalitas
dihitung sampai 0.0001 N
Kesimpulan :
-
Warna larutan Borax mula-mula bening,
setelah ditambahkan indicator m.o
menjadi berwarna kuning, setelah dititrasi mencapai titik ekivalen
larutan berubah menjadi warna merah.
-
Dari percobaan aside dan alkalimetri di
atas didapat normalitas larutan HCl sebesar 0,06 N.
-
Nilai Nx dibawah dari 0,06 N terjadi karena
kerusakan pada buret, hal ini mengakibatkan tetesan larutan buret keluar dari
sela-sela pembuka tutup nya, jadi hasil yang di baca berlebih, tidak sesuai
pada pengukuran.
Asisten
: praktikan
:
( )
(ARIS PRASETIO)
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
KUANTITATIF
Laporan ke : 9
Nama Mahasiswa
: ARIS PRASETIO No.
Mhs : 710012028
Jurusan :
Pertambangan Kelompok : 1B
Acara : Asidi dan
Alkalimetri
Bahan : NaOH y N, indicator p.p, aquadest, HCl x N
Alat : Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 10 ml, statif
Standarisasi larutan NaOH y N
Cara Kerja :
Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10ml, masukan dalam Erlenmeyer.
Tambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan inidikator p.p 2-3 tetes
sampai warna berubah menjadi ungu. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no.1
sampai terjadi perubahan warna menjadi bening atau larut sempurna. Catat volume
HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga dua kali.
Reaksi :
NaOH(aq) + HCL (aq) NaCl (aq) + H2O
(i)
Pengamatan :
-
Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-
V1= 8,4 ml
V2 = 7,7 ml
-
Rata – rata volume HCl terpakai = V1+V2 = 8,05 ml
2
Perhitungan :
Volume HCl
rata-rata = A = 8,05 ml
Normalitas HCl =
Ny
N x = Nx
. A = 0,06 . 8,05 = 0,048 N
10 10
-
Normalitas dihitung sampai 0.0001 N
Kesimpulan :
-
Warna NaOH setelah ditambah
indicator p.p menjadi warna ungu.
-
hasil titrasnya setelah mencapai
titik ekivalen menjadi bening.
-
Dari percobaan di atas di dapatNormalitas
larutan NaOH sebesar 0,048 N
-
nilai N y lebih kecil dari N x
terjadi karena masih sama pada permasalahan pertama yaitu kerusakan pada buret.
Jadi pengukuran larutan buret yang keluar tidak akurat.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 9
Nama Mahasiswa
: ARIS PRASETIO No. Mhs : 710012028
Jurusan :
Pertambangan Kelompok : 1 B
Acara : Argento Metri
Bahan : AgNO3 c N, K2CrO7, NaCl.
Alat : Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas ukur 10 ml, statif.
Standarisasi
larutan AgNO3 c N
Cara Kerja :
Ambil cuplikan larutan AgNO3 c N kedalam buret 50 ml. Ambil 10 ml NaCl
masukan ke dalam Erlenmeyer dan warna tetap bening. Kemudian tambahkan
indicator kalium kromat 1,0 ml dan warna larutan berubah menjadi merah bata.
Kemudian titrasi larutan dengan larutan a. sampai terjadi perubahan warna merah
yang tidak hilang. Volume AgNO3
c N yang digunakan adalah rata-rata sebanyak 4 ml, ulangi
titrasi sampai dua kali.
Reaksi :
2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3
Pengamatan :
-
Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-
V1 = 5 ml
V2 = 3 ml
-
Rata – rata volume AgNO3 c N terpakai : 4 ml
Perhitungan :
Volume AgNO3
c N rata-rata = V = 4 ml
Normalitas
AgNO3 c N = Nc
N c = 10 . 0,1
= 0,25 N
4
-
Normalitas dihitung sampai 0.0001 N
Kesimpulan :
-
Warna NaCl sebelum diberi indicator
berwarna bening.
-
Setelah diberi indicator kalium
kromat ( K2CrO4) menjadi kuning.
-
Warana setelah di titrasi menjadi
berwarna merah bata ( ekivalen)
-
Dari percobaan di atas di dapat
nilai N c adalah 0,25 N.
-
Percabaan pada V1 jauh dengan V2
karena terjadi kerusakan pada buret.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 9
Nama Mahasiswa
: ARIS PRASETIO No. Mhs : 710012028
Jurusan :
Pertambangan Kelompok : 1B
Acara : Argento Metri
Bahan : NaCl, AgNO3 c N, K2CrO4
Alat : Buret, Erlenmeyer, gelas ukur 25 ml, statif.
Menetapkan
kadar garam dapur dengan cara Mohr
Cara Kerja :
Ambil 25 ml NaCl masukan ke dalam Erlenmeyer
. tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml, warna larutan menjadi kekungingan.
Kemudian titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no.1 sampai
warna merah tidak hilang. Catat volume AgNO3 c N, ulangi titrasi sampai dua kali.
Reaksi :
K2CrO4 +
2AgNO3 Ag2CrO4 + 2 KNO3
AgNO3 + NaCL
------à AgCl + NaNO3
Pengamatan :
-
Pembacaan buret sampai 0.01 ml
-
V1 = 8,5 ml
V2 = 8,10 ml
-
Rata – rata volume AgNO3 c N terpakai = 8,3 ml
Perhitungan :
Volume AgNO3
c N rata-rata = V = 8,3 ml
Kadar NaCL = 25 . N
c . Mr NaCl . V rata-rata x 100 %
100
x 200
= 25 x 0,025 x 58,5 x 8,3 x 100 % =
15,17 %
20.000
Kesimpulan :
·
Warna NaCl mula- mula yaitu bening.
·
Setelah di beri indicator menjadi
warna kuning.
·
Warna setelah mencapai titik
ekivalen menjadi warna merah bata.
·
Dari percobaan di atas argentometri
di atas di dapat kadar NaCl yaitu 15,17 %
Asisten : Praktikan :
( ) ( ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 10
Nama Mahasiswa
: ARIS PRASETIO No. Mhs : 710012028
Jurusan :
Pertambangan Kelompok : 1B
Acara : Menetapkan
Kadar Larutan Dalam Campuran
Bahan : Larutan campuran NaOH dan Na2CO3
Alat : Erlenmeyer, Buret, aquadest, gelas ukur 25 ml.
Percobaan 1 :
Menetapkan campuran NaOH dan Na2CO3
Maksud
percobaan :
Percobaan ini
dilakukan untuk menentukan kadar NaOH dan Na2CO3 di dalam
campuran.
Reaksinya :
NaOH +
HCl -------------à NaCl
+ H2O (Titik ekivalen I)
Na2CO3 +
HCl -------------à NaCl
+ Na2CO3
NaHCO3 + HCl -------------à NaCl
+ H2O +
CO2 (Titik ekivalen II)
Langkah Kerja :
1.
Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan ke dalam erlenmeyer ;
2.
Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indikator p.p, warna larutan berubah
menjadi merah ;
3.
Titrasi dengan larutan HCl 0.1 N, missal sampai warna merah hilang dan
menjadi warna kuning; Catat volumenya (Va), tambahkan lagi
larutan m.o pada erlenmeyer. Kemudian titrasi dilanjutkan sampai warna kuning
hilang, catat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.
Dari percobaan
tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung:
NaOH
= (Va – Vb) x 0.1
x Mr NaOH mgr
Na2CO3 =
2 x Vb x
0.1 x Mr Na2CO3
mgr
Pengamatan : - larutan ungu di
titrasi menjadi bening
Va1 = 6,90 ml Va rata-rata = 6,70 ml
Va2 = 6,50 ml
- volume Va diberi indicator m.o lalu
dititrasi lagi menjadi kuning
Vb1 = 5,00 ml Vb rata-rata = 5,05 ml.
Vb2 = 5,10 ml
Perhitungan :
- NaOH = (Va-Vb) . Nx . Mr NaOH
=
(6,70-5,05) . 0,06 . 40
= 1,6 ml . 0,06 .40
= 3,96 Mgr
- Na2CO3 = 2 .Vb .Nx . Mr Na2CO3
= 2 . 5,05 . 0,06 . 106
= 64,23 Mgr
Dalam (%) kadar :
% NaOH = kadar NaOH x 100 %
Kadar NaOH+ Na2CO3
=
3,96____________ x 100
% =
5,80 %
3,96
+ 64,23
% Na2CO3 = kadar Na2CO3 x 100 %
Kadar NaOH+ Na2CO3
=
64,23 x 100% = 94,20 %
68,19
Kesimpulan :
-
Larutan Campuran NaOH+ Na2CO3 warna
mula-mula bening, setelah ditambahakan indicator p.p menjadi warna ungu.
-
Setelah di titrasi larutan menjadi
bening.
-
Setelah itu larutan di tambah lagi
indicator m.o menjadi warna kuning.
-
Di titrasi menjadi menjadi bening
kembali.
-
Dari percobaan di atas , tiap 25 ml
larutan cuplikan mengandung NaOH = 3,96 Mgr dan Na2CO3 = 64,23 Mgr,
-
Dalam (%) kadarnya yaitu NaOH =
5,80% dan Na2CO3 = 94,20%
Asisten : Praktikan
:
( ) (ARIS PRASETIO)
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 10
Nama Mahasiswa
: ARIS PRASETIO No. Mhs : 710012028
Jurusan :
Pertambangan Kelompok : 1B
Acara : PERMANGANOMETRI
Bahan : KMnO4, H2SO4
Alat : Ernlenmeyer 250 ml, Buret, Gelas ukur 25 ml.
Standarisasi Larutan KMnO4 dengan Asam
Oksalat
Cara kerja :
-
Asam oksalat dilarutkan dalam aquadest +
H2SO4 pekat menjadi warna ungu
-
dipanaskan sampai mendidih, terus langsung
di titrasi pada keadaan masih panas yang menimbulkan asap.
-
Dititrasi dengan larutan KMnO4 . menjadi
warna cokelat dan timbul endapan berwarna cokelat. Titrasi dilakukan 2 kali.
Reaksi :
KMnO4 + 8 H+ + 5 e
-----à
MN 2+ + 4H2O
Pengamatan :
Va1 = 2,60
ml Va
rata-rata = 2,60 ml
Va2 = 2,60
ml
Perhitungan :
Nk = 620 x 2 x 100 = 124.000 = 18, 92 N
Va rata-rata x 126 x 20 6,552
Kesimpulan :
Dari percobaan permanganometri di atas, di
dapat normalitas dan factor normalitas
larutan standart KMnO4 yaitu 18,92 N
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan ke : 10
Nama Mahasiswa
: ARIS PRASETIO No. Mhs : 710012028
Jurusan :
Pertambangan Kelompok : 1B
Acara : Menetapkan
Kadar Larutan Dalam Campuran
Bahan : Larutan campuran, KMnO4, H2SO4.
Alat : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, statif, corong.
Percobaan 2 :
Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran
Maksud
percobaan :
Percobaan ini
dilakukan untuk menentukan kadar ion Ferro di dalam campuran
Langkah Kerja :
1. Diambil 20 ml larutan campuran Ferro +Ferri, masukkan ke dalam erlenmeyer,
tambahkan 10 asam sulfat encer (H2SO4 (e)) ;
2. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya
;
3. Catat volume larutan (V1) sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan :
-
V KMnO4 : V1 = 0,20 ml
V2 = 0,10 ml
V rata-rata = 0,15 ml
-
Dalam larutan 20 ml larutan campuran cuplikan
mengandung :
Ferro = V1 x NKMnO4
x
56 mgr
= 0,15 x 18,92 x 56 mgr
= 158,928
mgr.
Kesimpulan : - Larutan Ferro + Ferri
ditambah H2SO4 menjadi kuning.
- di titrasi dengan larutan KMnO4
menjadi warna ungu tua.
- Dalam
20 ml larutan campuran cuplikan mengandung 158,928 mgr
BAB
IV
PENUTUP
4.1. kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan menjadi
program study di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, para mahasiswa(i) nya diwajibkan mengikuti praktikum
kimia analitik yang dilaksakan
pada semester II ini.
Pada
dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis
kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran zat yang belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu
analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam
suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan
identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan,
dan ekstraksi.
Metode
untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termaksuddalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion
sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion
oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion
polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion
kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung
anion berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi
dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat,
format, oksalad, sitrat,salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis campuran kation-kation memerlukan
pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti
masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya.
Percobaan
yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kation yang terdapat dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel
yang digunakan dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air
laut. Ketiga larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation
apa yang terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari
masing – masing kation tersebut.
6 kelompok yang namanya disesuaikan
dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion
tersebut.
Kelompok
ion-ion tersebut adalah:
·
golongan klorida (I),
·
golongan sulfide(II),
·
golongan hidroksida (III),
·
golongan sulfide (IV),
·
golongan karbonat (V),
·
dan golongan sisa (VI).
Secara
teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation – kation dalam
setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang
berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural.
Jadi tidak mungkin larutan sampel benar – benar netral ataui tidak mengandung
zat – zat kontaminan lain didalamya mengingat sifat air sebagai pelrut murni
yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya meskipun dengan toksitas yang
tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation – kation lain didalamnya kemungkinan
disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+dan Sn2+ dalam larutan sampel
sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan dalam
percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.
Berdasarkan
atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis volumetrik
dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang terdiri dari alkalimetri
dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan
larutan garam terhidrolisis dari asam lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan
titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa
lemah.
Argentometri
merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk menentukan kandungan
senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak
nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal juga dengan titrasi pengendapan yang
melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Inilah
kesimpulan yang dapat saya simpulkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun bagi para pengguna maupun para kimiawi sangat diharapkan bagi
penyusun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar