Definisi
Pemindahan Tanah Mekanis (Earth Moving)
Pemindahan Tanah Mekanis (PTM)
adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging,
breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling,
transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling)
dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat
mekanis (alat-alat berat/besar). Pekerjaan-pekerjaan itu banyak terlihat di
bidang pekerjaan/bangunan sipil, seperti : pembuatan jalan raya, dam-dam,
tanggul, saluran irigasi, kanal, lapangan terbang, dll. Disamping itu juga
dilakukan pada tambang-tambang terbuka, terutama pada pengupasan lapisan tanah
atas (stripping of overburden) dan pembuatan jalan-jalan lainnya yang menuju ke
tambang tersebut.
Meskipun diberi nama Pemindahan Tanah
Mekanis tetapi sebenarnya tidak hanya terbatas pada tanah (soil) saja, tetapi
kadang-kadang juga berhubungan dengan batuan (rock) dan memang alat-alat
mekanis yang akan dibicarakan juga tidak saja sanggup untuk “melayani” tanah,
tetapi juga dapat dipakai untuk “melayani” batuan. Yang dimaksud dengan tanah
disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu
kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan
batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari
kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.
Oleh karena perbedaan kekerasan
dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan
penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan
PTM. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :
A.
Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :
-
Tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
-
Pasir (sand).
-
Lempung pasiran (sandy clay).
-Pasir
lempungan (clayey sand).
B.
Agak keras (medium hard digging), misalnya :
-
Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
-
Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
C.
Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
-
Batu sabak (slate).
-
Material yang kompak (compacted material).
-
Batuan sedimen (sedimentary rocks).
-
Konglomerat (conglomerate).
-
Breksi (breccia).
D.
Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali,
misalnya :
-
Batuan beku segar (fresh igneous rocks).
-
Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).
Macam-macam
material ini juga akan dapat berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill
factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali.
Penggunaan alat-alat berat yangg kurang
tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa
kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang
telah ditentukan, atau kerugian biaya repair yang tidak semestinya. Oleh karena
itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmetnya, sebaiknya
kita pahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Ada beraneka macam alat berat
yang dewasa ini dipergunakan di proyek-proyek pembangunan dalam hal ini adalah
peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan pemindahan tanah salah satunya alat
angkut.
Jenis-jenis
Alat Angkut (Haulers)
Dalam bidang pertambangan alat angkut adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengangkut material-material tambang baik itu
material yang bernilai ekonomis ataupun tidak dari satu tempat ke tempat yang
lain (tempat penimbunan atau pengolahan). Adapun jenis-jenis alat angkut
tersebut yaitu:
1.
DUMP TRUCK
Alat angkut yang paling umum digunakan di
tambang terbuka adalah dump truck. Dump Truck dirancang khusus untuk kondisi
jalan tambang (bukan aspal). Pertama kali Dump Truck dibuat dan diperkenalkan
pada tahun 1930-an dengan kapasitas ± 15 ton. Pada tahun 1950-an kapasitasnya menaik hingga ± 30 ton dan
meningkat lagi hingga ± 350 ton pada tahun 1970-an. Alat angkut ini dipakai
untuk mengangkut : tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan dll kecepatannya
dan produksinya tinggi serta bersifat fleksibel, artinya dapat dipakai untuk
mengangkut bermacam-macam material yang mempunyai bentuk dan jumlah yang
beraneka ragam pula dan tidak terlalu tergantung pada jalur jalan
Dump
Truck dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa cara, antara lain :
1)
Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)
Ada
bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel-drive), yaitu :
a)
Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel drive). Pada umumnya
lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.
b)
Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or standard).
Tipe truk yang paling banyak dipergunakan pada saat ini, karena keausan ban-ban
depannya lebih rendah.
c)
Roda penggeraknya adalah rida-roda depan dan belakang (four wheel drive), sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu truk jenis ini banyak
dipakai padfa jalur-jalur jalan yang becek dan lembek.
d)
Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear wheel drive).
Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk truk-truk yang berkapasitas
besar dan dipakai untuk jalur jalan yang daya dukungnya rendah.
2)
Berdasarkan cara mengosongkan muatan.
Ada tiga macam cara truk jungkit
mengosongkan muatannya, yaitu :
a)
End dump or rear dump, atau mengosongkan muatan ke belakang.
b)
Side-dump, atau mengosongkan muatan ke samping.
c)
Bottom-dump, atau mengosongkan muatan ke arah bawah
Pemilihan
macam pengosongan truk tergantung dari keadaan tempat kerja, artinya tergantung
dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site)
Kerangka (body) bak-nya pada umumnya
terbuat dari baja yang tahan abrasi. Pada saat ini sudah ada kerangka bak yang
terbuat dari paduan (alloy) alumunium, sehingga lebih ringan, tetapi tetap kuat
dan tahan abrasi.
3) Berdasarkan ukurannya
Pada umumnya ukuran truk jungkit dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Ukuran kecil, yaitu truk-truk yang
mempunyai kapasitas sampai 25 ton.
b) Ukuran sedang, yaitu yang mempunyai
kapasitas antara 25-100 ton.
c) Ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas
di atas 100 ton.
Cara pemilihan ukuran truk memang agak
sukar, tetapi sebagai pegangan (rule of thumb) dapat dikatakan bahwa kapasitas
minimum dari truk kira-kira 4-5 kali kapasitas alat-galinya (power shovel atau
dragline).
Adapun produksi perjam dari
sejumlah Dumptruck yang bekerja di pekerjaan yang sama
secara simultan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dimana,
P=produksi
per jam (m3/jam).
C=produksi
per siklus.
Et=effisiensi
kerja Dumptruck
Cmt=waktu
siklus Dumptruck (menit).
M=jumlah
Dumptruck yang bekerja.
n=jumlah
nsiklus dari Loader untuk mengisi Dumptruck.
q1
=kapasitas bucket (m3, cuyd).
K=faktor
bucket loader.
Es=effisiensi
kerja Loader.
Cms=waktu
siklus Loader (menit).
2. Power Scraper
Alat ini mampu melakukan tiga
tugas sekaligus: memuat, mengangkut, dan membongkar muatan. Bentuk scraper
mirip dengan truk biasa. Yang membedakan, bak bawah scraper dapat diturunkan
dengan ujungnya berbentuk seperti bilah. Saat scraper bergerak maju, bilah akan
menggaruk tanah mirip cara kerja sekop. Tanah garukan ini langsung ditampung
dalam bak. Setelah bak penuh bilah kemudian diangkat, dan melajulah scraper ke
tempat pembongkaran muatan. Alat ini cocok digunakan di lapisan yang tidak
terlalu keras. Begitu pula, tanah dengan banyak bongkah batu juga tidak cocok
untuk scraper. Scraper efektif digunakan jika jarak angkut tidak terlalu jauh.
Artinya, tempat pemuatan dan pembongkaran mesti berdekatan. Memiliki mobilisasi
cepat karena dalam sekali putaran dapat melakukan penggalian, mengangkut,
mengosongkan dan berbalik kembali lagi ketempat penggalian dan berputar,
produksinya tinggi serta ongkos operasinya relatif rendah.
Macam-macam
Power Scraper
1)Scraper
yang ditarik oleh bulldozer (tractor drown scraper)
Alat ini adalah power scraper yang kuno,
yaitu scraper yang belum memiliki mesin
penggerak (prime mover) sendiri, sehingga selalu ditarik oleh sebuah bulldozer
atau tractor.
2)
Scraper yang memiliki mesin penggerak sendiri (self propelled scraper)
Alat ini adalah power scraper yang
modern, yaitu alat yang memiliki mesin
penggerak khusus, sehingga gerakannya gesit dan lincah. Dengan sendirinya
produksi alat ini dapat tinggi.
Kemampuan
Power Scraper
1)
Menggali dan Mengisi
Untuk
memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan cara pusher Loading.
Power Scrapper sebenarnya dapat
mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi memakan waktu yang lama. Oleh
karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu oleh Buldoser. Dalam Pusher
Loading perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
-
Pekerjaan harus dilakukan minimum dengan kecepatan 10 ft/ detik, agar laju
Power Scrapper tak terhambat oleh tatanan material yang sedang digali.
-
Harus dilakukan sinkronisasi kecepatan antara Power Scrapper dan Buldoser yang
digunakan. Diusahakan tiap 1,5 – 2 menit datang Power Scrapper yang sudah siap
untuk didorong, dengan demikian Scrapper tak sampai menunggu untuk didorong
Buldoser.
-
Sebaiknya memilih operator Buldoser yang telah terlatih dan berpengalaman
Down Hill Loading
Diuasahakan agar pola kerja Power
Scrapper selalu menuju ke bagian yang lebih rendah, agar gaya berat alat akan
membantu Power Scrapper dalam mengisi muatannya sendiri, sehingga waktu
pengisian menjadi lebih singkat.
Straddle Loading
Straddle Loading adalah suatu pola
pemuatan/ pengisian Power Scrapper di mana tiap dua kali pengisian, bagian
tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft. Bagian yang ditinggalkan itu
akan dipotong/digali pada perjalanan pengisian yang berikutnya.
2)Mengangkut
Hal yang perlu diperhatikan dalam
mengangkut material menggunakan Power Scrapper adalah kecepatan geraknya; Power
Scrapper yang menggunakan roda karet, sangat disukai, karena memiliki kecepatan
yang tinggi. Cara untuk memperlancarpengangkutan menggunakan Power Scrapper:
-
Power Scrapper yang masih baik dan memiliki kecepatan tinggi jangan disatukan
pada jalan yang sama dengan Power Scrapper yang mempunyak kecepatan rendah,
sebab akan mengganggu; kecuali jika jalan cukup lebar sehingga Power Scrapper
dapat saling menyalib.
-
Diusahakan untuk menghindari belokan tajam atau yang melingkarterlalu jauh,
diusahakan waktu membelok tak lebih dari 15 detik.
-
Supaya Power Scrapper dapat bergerak dengan kecepatan yang maksimum maka jalan
harus terpelihara baik.
-
Pengangkutan ke dua arah sangat menguntungkan, sebab mengurangi waktu untuk
membelok.
3)
Menyebarkan Material
Ada beberapa cara yang baik untuk
mengosongkan, lalu menimbun dan menyebarkan material muatan menggunakan Power
Scrapper.
-
Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk material)
didorong ke depan dengan hati-hati agar material keluar dengan teratur. Pisau (Cutting
Edge) jangan diturunkan terlalu rendah supaya material tak terhalang. Kalau
material belum turun/ keluar karena apron belum dibuka, fail gate jangan
didorong ke depan, sebab apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi.
-
Jika material sangat lengket (misalonya material yang diangkut adalah lempung)
apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau keluar dari bowl,
lalu pisau diturunkan sampai ketebalan yang dikehendaki.
-
Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scrapper disesuaikan dengan
kecepatan keluarnya material dari dalam bowl.
-
Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat disebarkan dengan
kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh sebaran material berupa
lapisan-lapisan yang tipis serta merata.
Produktifitas
Power Scraper
Produktivitas sraper tergantung pada jenis
material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, efisiensi
alat. Volume material yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper
yang dipilih. Sedangkan jumlah pengangkutan per jam tergantung pada waktu
siklus scraper.
Waktu
siklus merupakan penjumlahan dari waktu muat (LT), waktu pengangkutan (HT),
waktu pembongkaran muatan (DT), waktu kembali (RT), dan waktu antri (ST).
selain itu ada waktu berputar atau turning time (TT) dan waktu percepatan,
perlambatan dan pengereman atau accelerating, decelerating and braking time
(ADBT). Karena LT, DT, ST, TT dan ADBT konsisten maka waktu-waktu tersebut
dikategorikan sebagai waktu tetap (FT), sehingga rumus yang dipakai adalah:
FT
= LT + DT + ST + TT + ADB
Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi scraper didalam
operasinya antara lain :
Pertama dengan menggemburkan tanah yang
akan dimuat ke dalam bowl. Dengan demikian waktu muat akan berkurang. Kedalaman
penetrasi dari riper harus lebih besar dari kedalaman penetrasi cutting edge.
Dengan membasahi tanah yang akan diangkut.
Dilakukan debelum dimuat kedalam bowl memuat material pada kondisi menurun juga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi scraper.
3.
Belt Conveyor
Belt conveyor merupakan rangkaian ban
berjalan yang dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa unit
load atau bulk material secara mendatar maupun miring. Belt dapat dibuat dari
beberapa macam bahan baik dari karet, maupun logam. Yang dimaksud dengan “unit
load” adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya satu per satu,
misalnya kotak, kantong, balok dll. Sedangkan Bulk Material adalah material
yang berupa butir-butir, bubuk atau serbuk, misalnya pasir, semen dll.
Bagian
– bagian terpenting Belt conveyor adalah :
a.
Belt : Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut.
b.
Idler: Gunanya untuk menahan atau menyangga belt. Menurut letak dan fungsinya
maka idler dibagi menjadi :
-
Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.
- Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan
ditempat pemuatan.
-
Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari
jalur yang seharusnya.
-
Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong.
c.
Centering Device : Untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.
d.
Unit Penggerak (drive units) : Pada Belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke
belt oleh adanya gesekan antara belt dengan “plulley” penggerak (drive pully),
karena belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor.
e.
Pemberat (take-ups or counter weight) : Yaitu komponen untuk mengatur tegangan
belt dan untuk mencegah terjadinya selip antara belt dengan pully penggerak,
karena bertambah panjangnya belt.
f. Bending the belt
Alat
yang dipergunakan untuk melengkungkan belt adalah
· - Pully terakhir atau pertengahan
· - Susunan Roller-roller
· - Beban dan adanya sifat kelenturan
belt.
g.
Pengumpan (feeder) : Adalah alat untuk pemuatan material keatas belt dengan
kecepatan teratur.
h.
Trippers : Adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu.
i. Pembersih Belt (belt-cleaner) : Yaitu alat
yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar material tidak melekat pada belt
balik.
j.
Skirts : Adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat
pemuatan (loading point) yang gterbuat dari logam atau kayun dan dapat dipasang
tegak atau miring yang gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran.
k.
Holdback : Adalah suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang membawa
muatan keatas tidak berputar kembali kebawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak
atau dihentikan.
l.
Kerangka (frame) : Adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt
conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang
berada diatasnya tidak terganggu.
m.
Motor Penggerak : Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive
pulley. Tenaga (HP) dari motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu :
-
Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan anatara idler dengan
komponen lain.
-
Menggerakkan muatan secara mendatar.
-
Mengankut muatan secara tegak (vertical).
-
Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
-
Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Keuntungan
dari penggunaan Belt Conveyor :
1)
Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan material.
2)
Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap sesuai dengan
keinginan.
3)
Membutuhkan sedikit ruang.
4)
Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material.
5)
Menurunkan polusi udara.
4.
Lokomotif Dan Lori
Jenis alat angkut ini digunakan pada daerah
yang relatif mendatar dengan kemiringan maksimum 5% dengan jarak angkut sedang.
Alat ini terdiri dari lokomotif yang berfungsi sebagai penggerak untuk menarik
rangkaian lori yang berisi material yang bergerak di atas rel. Umumnya alat ini
digunakan pada tambang dengan tonase besar dan umur tambang yang lama.
Pemilihan pengunaan lori+lokomotof didasarkan pada pertimbangan : jalan relatif
rendah, kemiringan maksimum 5% , jarak angkut panjang, tonase relativ besar,
umur tambang panjang. Berdasarkan tenaga lokomotif dibagi atas enam jenis-
lokomotif gandeng lori, loko uap/ sting lokomotif, loko motor bakar ada
diesel/solar- ada bensin, loko baterai, loko udara bertekanan tinggi
Keuntungan menggunakan lokomotif :
-
Diperlukan mine fower lebih sedikit
-
Fleksibel dan mudah diperpanjang
-
Pengangkutan dapat dilakukan bersama-sama
-
Mempunyai kecepatan tinggi
- Lebih mudah menyesuaikan dengan belokan
Kekurangan menggunakan lokomotif :
-
Mempunyai kemiringan yang terbatas
-
Lantai harus kuat
-
Bahaya kebakaran, kebocoran arus gas-gas beracun menjadi meningkat.
5.
Rope Haulage
Sistem
angkutan kawat (Rope Haulage System) Merupakan jenis alat angkut yang umumnya
digunakan pada tambang bawah tanah, dimana berupa satu rangkaian rel dengan
menggunakan wire rope dan drum hoist yang dilengkapai dengan motor penggerqk
yang dipasang ditambang atau dipermukaan tanah secara permanen baik yang
bertenaga mekanis maupun secara
gravitasi untuk menarik rangkaian lori yang berisi muatan dan biasanya
digunakan pada jalan-jalan yang relatif merata dan datar.
6.
Skip
Skip merupakan salah satu alat angkut pada
tambang bawah tanah yang digunakan pada pengangkutan material melalui shaft.
Skip merupakan semacam lori yang di tarik oleh kabel untuk mengangkut bijih.
7.
Load Haul Dump (LHD)
LHD adalah suatu alat angkut pada tambang
bawah tanah yang bisa sekaligus melakukan pemuatan,pengangkutan dan dumping.
Mesinnya bergerak dengan kecepatan sederhana dan terdiri dari komponen internal
dan eksternal. Bagian internal dari LHD terdiri dari bucket, mesin kecil, emisi
knalpot, profiler panjang dan sempit, diesel knalpot perangkat perawatan, ban
dan aksesoris ban, dan sistem ventilasi. LHD dimodelkan sesuai dengan
ketinggian tertentu dan disesuaikan dengan daerah sempit di dalam tambang. Ini
terdiri dari profiler panjang, rendah dan sempit, yang membuatnya mudah
beradaptasi dengan tambang dari semua ukuran. Karena ukurannya, manuver LHD
agak lambat tetapi bermanfaat karena dapat mengankut material dalam jumlah
banyak karena memiliki bucket yang besar.
LHD Internal. Standar untuk LHD adalah
mesin diesel dengan tenaga kuda berkisar antara 78-145, tetapi LHDs lebih kecil
yang dilengkapi dengan motor listrik. Mesin dari LHD yang didinginkan baik oleh
air atau udara dan terletak di chassis bersama dengan rem darurat dan parkir,
dan cairan hidrolik tahan terhadap api. LHD juga umumnya dilengkapi dengan
perangkat yang secara otomatis menutup suplai bahan bakar ke mesin dalam
situasi darurat seperti melebihi suhu gas buang. Sebuah sistem ventilasi
diperlukan untuk LHD untuk melawan asap knalpot yang berlebihan itu menciptakan
di dalam ruang tertutup. Sistem Ventilasi juga dimasukkan ke dalam
undang-undang keselamatan dan peraturan yang ditetapkan oleh banyak negara.
Untuk mencapai lingkungan kerja yang sehat, dianjurkan bahwa kecepatan udara
harus lebih dari 98,4 kaki (30 m) per menit.
8.
Underground Truck
Underground Truck merupakan salah satu jenis alat angkut yang
digunakan untuk mengangkut material tambang
pada tambang bawah tanah . Jenis dan mekanisme kerjanya hampir mirip
dengan truck pada tambang terbuka tapi dalam bentuk yang lebih kecil karena
disesuaikan dengan daerah operasinya.
Keuntungan:
-
Jarak angkut bisa mencapai 2 km
-
Fleksibel dalam menambah alat tanpa menganggu produksi
-
Kecepatan relative tinggi
Kerugian
-
Kondisi jalan harus baik dan tidak licin
-
Jumlah operator banyak
-
Ventilasi harus baik
-
Jalan harus lebar dan tidak boleh menyudut
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Produktifitas Alat Angkut
Produksi adalah laju material yang dapat
dipindahkan per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka
produksi ada 4 parameter yang harus diperhitungkan, yaitu (1) waktu edar (cycle time) dan (2) efisiensi
kerja (3) kondisi jalan angkut (4) Material . Umumnya pemindahan material
dihitung berdasarkan volume (m3 atau cuyd); sedangkan pada material batubara
biasanya dinyatakan dalam ton.
1.
Waktu Edar (cycle time )
Siklus pekerjaan dalam pemindahan
material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di
dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar
muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan
oleh satu alat atau oleh beberapa alat. Waktu yang diperlukan dalam siklus
pekerjaan tersebut disebut waktu edar (cycle time). Waktu edar merupakan waktu
yang diperlukan oleh alat untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu
edar suatu alat, maka produksinya semakin tinggi.
Waktu edar alat angkut pada umumnya
terdiri dari waktu menunggu alat untuk dimuat, waktu mengatur posisi untuk
dimuati, waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, dan waktu
kembali kosong.
Waktu edar alat angkut dapat
dirumuskan sebagai berikut :
CT(a) = STL + LT + LTT + STD + DT + ETT
Dimana
:
CT(a)= cycle time of haul unit (waktu
edar alat angkut)
STL= spot time at loader (waktu
mengambil posisi pemuatan)
LT= loading time (waktu pemuatan)
LTT= load travel time (waktu
pengangkutan bermuatan )
STD= spot time at dump (waktu spot di
tempat penimbunan)
ETT= empty travel time (waktu angkut
kosong)
Waktu edar merupakan salah satu parameter
produksi alat angkut, dimana waktu edar alat angkut dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya :
a.
Kondisi loading point, yaitu kondisi dimana lokasi pemuatan diatur sedemikian
rupa sehingga alat angkut dapat secara efektif keluar masuk dan mengambil
posisi yang tepat untuk dimuat dilokasi pemuatan. Untuk mencapai maksud
tersebut lokasi pemuatan harus terus-menerus dipantau,bahkan bila perlu
dilakukan perbaikan
b.
Kondisi jalur pengangkutan, yaitu kondisi jalan yang dilalui oleh alat angkut
mulai dari loading point hingga stocpile. Hal ini dipengaruhi oleh kemmiringan
jalan, kondisi jalan, dan persimpangan yang harus dilalui oleh alat angkut
tersebut.
c.
Pola pemuatan, untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka
pola pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat muat dan
alat angkut.
Alat gali
1.
Backhoe (pull shovel).
Backhoe
sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang khusus
dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat
kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk
pondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya.
Keuntungan
beckhoe ini jika dibandingkan dregline dan clamshell ialah karena beckhoe dapat
menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena jangkauan
konstruksinya, beckhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak
dekat dan memuat hasil galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa
hal antara lain dari alat kendali dan under carriage nya.
Menurut
alat kendali:
Dengan kendali kabel (cable controlled).
Dengan kendali hidrolis (hydraulic
controlled)
Menurut undercarriage nya:
Roda rantai (crawler mounted).
Roda karet (wheel mounted)
Cara
Kerja Backhoe :
Sebelum
mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu kemampuan alat
seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama mengenai jarak
jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu dicapai,
karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak berpengaruh terhadap kemampuan
standar alatnya. Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan ke depan
ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket
diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah
alatnya sehingga lintasannya seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah
bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing,
dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang
lain.
2.
Power Sovhel
Dengan
memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang disebut
dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan
alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat
ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling). Pada
umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh
keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power
shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih
tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah
shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali
hidrolis (hydraulic controlled).
Cara
Kerja/Power Shovel Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel
ialah:
maju untuk menggerakkaa dipper menusuk
tebing
mengangkat dipper/bucket untuk mengisi
mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing
swing (memutar) untuk membuang (dump)
berpindah jika sudah jauh dan tebing
galian, dan
menaikkan/menurunkan sudut boom jika
diperlukan
3.
Dragline.
Dragline
adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya
truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya
power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline,
dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline.
Untuk
beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali, tetapi
dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan oleh
keadaan medan dan bahan yang perlu digali.
Dragline
biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya,
dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian
menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus
dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang
kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat
baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga
kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian. Satu kerugian dalam
menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% –
80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.
Macam
dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck mounted.
Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil
sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya
diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.
Cara
Kerja Dragline
Penggalian
dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju ke posisi menggali, pada
saat yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan, sehingga bucket jatuh
tegak lurus ke bawah. Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik,
sementara hoist cable digerak-gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan
tebing galian sehingga dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass
dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci
pada saat penggalian, berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak
mengikuti lingkaran yang berpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara
ini ialah bahwa tekanan gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.
Setelah
bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable dikunci
sehingga bucket terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk menjaga
agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan tidak
berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat (dump)nya material
dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa sehingga swing tidak
melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di atas badan truk, drag cable
dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan muatan tertuang.
Dregline
4. CLAMSHELL
Clamshell
adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti
bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan
lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara
dapat juga diangkut secara massa oleh clamshell. Clamshell bekerja dengan
mengisi bucket, mengangkat secara vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan
mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di sekelilingnya untuk kemudian
ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun
saja. Karena cara mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka clamshell cocok
untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya.
Bucket
Clamshell
Bucket
clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai dua macam
bucket yakni :
Heavy
duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan untuk
penggalian
Light
duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.
Kapasitas
bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:
Water level capasity adalah kapasitas
bucket dimana bucket terendam air (digantungkan setinggi permukaan air)
Plate line capacity adaleh kepasitas,
dimana bucket terisi rata mengikuti! garis sepanjang puncak clamshell
Heaped capacity adalah kapasitas bucket
munjung.
5.EXCAVATOR
Alat-alat
gali sering disebut sebagai excavator, yang mempunvai bagian-bagian utama
antara lain:
Bagian
atas yang dapat berputar (revolving unit)
Bagian
bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan
Bagian-bagian
tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Attachment
yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline dan
clamshell. Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan roda rantai (track/crawler)
dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). Umumnya excavator mempunyai
tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu :
Penggerak untuk mengendalikan attachment,
misalnya untuk gerakan menggali mengangkat dan sebagainya
Penggerak untuk memutar revolving unit
berikut attachment yang dipasang
Penggerak untuk menjalankan excavator
pindah dan satu tempat ke tempat lain
Excavator
adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu vertikal di
antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted),
pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu memanjang sistem
roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar
pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat
tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini diberikan alat yang
disebut out-triggers.
Alat muat.
1. Articulated Dump Truck
disingkat
ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas
terbatas dan kondisi jalan berlumpur.
2.
Off Highway Truck
Sama
halnya dengan ADT, Off Highway Truckjuga digunakan untuk memindahkan material
dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.
3.
Ponton.
Adalah
alat angkut sungai seperti terlihat di
gambar dibawah ini.
4.
Belt conveyor
Fungsinya
adalah untuk membawa material yang diangkut.
5.
Dump truck scania
Termasuk
di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut
material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada
jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose
material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat
berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu
memuat material ke dalamnya.
Alat gali angkut Dan muat
1. Backhoe Loader
merupakan
gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi
dengan bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian belakang dilengkapi
dengan perlengkapan yang sama dengan yang digunakan padaexcavator.
2.
Alat muat (loader).
Loader
adalah alat pemuat material hasil galian/gusuran alat lain yang tidak dapat
langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader, dll. Pada
prinsipnya Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke
kendaraan angkut atau alat-alat lain, di samping dapat juga berfungsi untuk
pekeriaan awal, misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur
tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan lain-lain. Sebagai
pengangkut material dalam jarak pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer,
karena pada Bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada Loader material
tidak ada yang tercecer.
Macam
Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam:
1.
Loader dengan roda rantai (crawler mounted)
2.
Loader dengan roda karet (wheel loader)
CARA
KERJA LOADER
Loader
bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk
dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah
menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat
/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material
harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan ialah
:
V loading, ialah cara pemuatan dengan
lintasan seperti bentuk huruf V
L loading, truk di belakang Loader,
kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus
Cross
loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif
Overhead
loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar